Assalamu'alaikum...
Hambatan Belajar |
Tentunya dalam melaksanakan proses belajar tidak selalu berjalan mulus dan tanpa rintangan. Terkadang seseorang mengalami kesulitan dalam belajar sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan harapan.
Kesulitan belajar sendiri dapat diartikan sebagai hambatan/ gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf integensi dan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Untuk lebih mendalami macam-macam kesulitan belajar dan bagaimana cara mengatasinya mari kita bahas bersama-sama.
A. Macam-macam kesulitan belajar
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 78) macam-macam kesulitan belajar ini dapat dikelompokkan menjadi empat macam yaitu sebagai berikut :
- Dilihat dari jenis kesulitan belajar
- Ada yang berat
- Ada yang ringan
- Dilihat dari bidang studi yang dipelajari
- Ada yang sebagian bidang studi
- Ada yang keseluruhan bidang studi
- Dilihat dari sifat kesulitannya
- Ada yang sifatnya permanen/menetap
- Ada yang sifatnya hanya sementara
- Dilihat dari segi faktor penyebabnya
- Ada yang karena faktor intelegensi
- Ada yang karena faktor non-intelegensi
B. Faktor-faktor penyebab kesuliatan belajar
Menurut Hallen (2005: 121-123) penyebab kesulitan belajar ada dua faktor penyebabnya yaitu sebagai berikut:
- Faktor internal
- Kurangnya bakat khusus untuk suatu situiasi belajar tertentu. Sebagai halnya intelegensi, bakat juga merupakan wadahuntuk mencapai hasil belajar tertentu. Peserta didik yang kurang atau tidak berbakat untuk suatu kegiatan belajar tertentu akan mengalami kesulitan dalam belajar.
- Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan dasar (intelegensia) merupakn wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan.jika kemampuan dasar rendah, maka hasil belajar yang dicapai akan rendah pula, sehingga menimbulkan kesulitan dalam belajar.
- Kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar, tanpa adanya motivasi yang besar peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Persaingan yang sehat antar individu maupun antar kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
- Faktor jasmaniah tidak mendukung kegiatan belajar, seperti gangguan kesehatan, cacat tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran dan lain sebagainya.
- Faktor hereditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti buta warna, kidal, cacat tubuh dan lain sebagainya.
- Faktor eksternal
- Faktor lingkungan sekolah yang tidak memadai bagi situasi belajar peserta didik, seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar yang kurang nyaman dan sebagianya.
- Situasi keluarga yang kurang mendukung situasi belajar peserta didik, seperti rumah tangga yang kacau (broken home), kurangnya perhatian orang tua karena sibuk dengan pekerjaannya, kurangnya kemampuan orang tua dalam memberikan pengarahan dan lain sebagainya.
- Situasi lingkungan sosial yang menggangu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang memadai, gangguan kebudayaan, film, bacaan, permainan elektronik, play station, dan sebagainya.
Berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar sebagaimana yang telah diuraikan diatas, senada dengan itu Muhibbin Syah secara sederhana juga mengemukakan ciri-ciri siswa yang mengalami kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebabnya.
Menurut Muhibbin Syah (2004: 173-174)
“Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun kesulitan belajar juga dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering meninggalkan pelajaran”.
Selanjutnya ia menyebutkan secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yaitu: (1) faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri, (2) faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri siswa
C. Cara mengatasi kesulitan belajar
Pemberian Treatment |
- Pengumpulan data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banayk informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data. - Pengolahan data
Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, selanjutnya diadakan pengolahan secara cermat. Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara lain: - Identifikasi kasus
- Membandingkan antar kasus
- Membandingkan dengan hasil tes
- Menarik kesimpulan
- Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut: - Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
- Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.
- Keputusan mengenai factor utama penyebab kesulitan belajar.
- Prognosis
Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalahnya. - Treatment/perlakuan
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar individual dan lain-lain. - Evaluasi
Evaluasi disini untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali. Kalau ternyata treatment yang diberikan tidak berhasil, maka diadakan pengecekan kembali.
Itulah faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dan solusi untuk mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dialami siswa kita.
Ingat anak adalah amanah yang dititipkan Alloh kepada kita, jadi mari kita jaga amanah tersebut sehingga mampu menjadi insan yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Salah satunya adalah dengan membimbing dan membantunya mengatasi kesulitan yang mereka alami.
Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum...
Source :
Ahmadi, Abu Widodo, Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Hallen A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
0 comments:
Post a Comment
Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....