English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Thursday, June 21, 2012

Yang harus Diperhatikan dalam Mendongeng

Assalamu'alaikum...
dongeng, teknik mendongeng
Mendongeng untuk merangsang keaktifan anak
Mayasa©. Melanjutkan postingan yang lalu mengenai pengertian dan jenis-jenis dongeng, kali ini saya ingin melanjutkannya dengan membahas hal-hal yang harus diperhatikan saat mendongeng. Secara umum, mendongeng bisa diartikan sebagai membacakan cerita atau meng-komunikasikan cerita kepada anak. Entah itu cerita nyata, tidak nyata, atau pengalaman orang tua. Jadi, bukan hanya memperdengarkan cerita rakyat/ tradisional yang sering kita baca atau dengar di kala masih kecil.

Lewat dongeng, daya fantasi anak bisa berkembang pesat. Anak dibawa ke sebuah dunia lain yang begitu luas, bisa diatur menurut kehendak mereka sendiri. Ini adalah keuntungan utama dari sebuah dongeng bagi anak.
A. Langkah-langkah Mendongeng
Agar keuntungan tersebut dapat diserap dan diingat oleh anak, maka perlu kiranya kita memperhatikan langkah-langkah mendongeng berikut ini.

Abdul Aziz Abdul Majid (dalam Eka Ratnawati, 2010: 20-24) menjelaskan langkah-langkah mendongeng dalam proses pembelajaran yaitu:
  1. Pemilihan Cerita
    Sebagian orang, secara piawai, mampu menceritakan satu bentuk cerita tertentu dengan baik dibandingkan jenis cerita yang lain. Seperti penguasaan terhadap cerita-cerita humor, binatang, misteri, dan sebagainya. Memang sebaiknya, pendongeng memilih jenis cerita yang sangat ia kuasai. Tetapi lain halnya untuk seorang guru, tampaknya ia agak sulit jika membatasi diri pada satu bentuk cerita. Sebab cerita yang akan disampaikan, khususnya apabila diambil dari buku, memuat cerita dengan aneka bentuk. Namun, seorang guru tetap dituntut untuk menguasai penceritaan berbagai jenis dongeng, agar siswa tidak jenuh saat mendengar cerita dari guru. Tentunya penguasaan tersebut dapat dicapai dengan latihan yang dilakukan terus-menerus.

    Berikut ini adalah contoh dongeng dan pesan moral yang terkandung dalam dongeng ”Si Kancil Kena Batunya” dan ”Kancil dan Kera”. Pesan moral yang terkandung dari kedua dongeng tersebut adalah :
    1. Penggalan isi dongeng “Si Kancil Kena Batunya”
      "Siapa yang tak kenal kancil. Si pintar, si cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku". Ia berkata-kata sendirian. "Buaya, Gajah, Harimau semuanya binatang bodoh, jika berhadapan denganku mereka dapat aku perdaya".
      "Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya ?".
      "Siput yang kecil dan imut-imut. Eh bukan! Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek bagai kotoran ayam". Ujar si kancil.
      Hari yang dinanti tiba. Si kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini.
      Pesan Moral yang terkandung : Janganlah suka menyombongkan diri dan menyepelekan orang lain, walaupun kita memang cerdas dan pandai.
    2. Penggalan isi dongeng ”Kancil dan Kera”
      Kancil mengejek kera yang diatas pohon, kera tersinggung disebut bodoh lalu kera melempar kancil dengan pisang yang matang, kera nekat melempar lagi namun lemparannya tetap meleset. Kini kera sadar bahwa kancil sengaja mengibulinya.
      Pesan Moral yang terkandung : Janganlah pernah merasa bahwa diri kita paling pandai.

  2. Persiapan Sebelum Masuk Kelas
    Yang perlu diketahui bagi para guru bahwa setiap menit waktu yang digunakan untuk berfikir dan mengolah cerita sekaligus mempersiapkannya sebelum pelajaran dimulai, akan membantu dalam penyampaian cerita dengan mudah. Begitu juga saat menggambarkan berbagai peristiwa di hadapan anak-anak, ia dapat melakukannya dengan jelas. Ia mampu karena ia telah memikirkannya, merancang gambaran alur cerita secara jelas, dan menyiapkan kalimat-kalimat yang akan disampaikannya sebelum masuk kelas.

  3. dongeng, teknik mendongeng, Lionel Messi
    Perhatikan Tempat duduk audience
  4. Perhatikan Posisi Duduk Siswa
    Ketika bercerita, yang diharapkan adalah perhatian para siswa dengan sepenuh hati dan pikiran mereka. Oleh karena itu, guru harus dapat menguasai cerita yang disampaikan dengan baik, sehingga mereka dapat mengikuti jalan cerita.
    Posisi duduk yang baik bagi para siswa dalam mendengarkan cerita adalah berkumpul mengelilingi guru dengan posisi setengah lingkarn atau mendekati setengah lingkaran. Guru juga harus dapat memastikan bahwa para siswa merasa bebas jiwanya dengan beberapa aturan tentunya di tempat duduk mereka dan membantu mereka memilih tempat duduk yang sesuai. Guru bisa membiarkan sebagian siswa duduk di samping kanan-kirinya, yang lain duduk di belakangnya dan yang lain lagi dibiarkan berdiri jika mereka menghendaki.
    Sebaiknya guru tidak langsung duduk ketika mulai bercerita, tetapi memulainya dengan berdiri, lalu pada menit-menit selanjutnya secara perlahan-lahan ia bersiap untuk duduk pada saat menyampaikan pembukaan cerita, kemudian setelah itu berulah ia duduk. 
Dari penjelasan tadi, hendaknya tidak dipahami bahwa guru harus selalu duduk sepanjang bercerita. Sebab alur kisah itu mengharuskannya pula untuk bergerak, mengubah posisi duduk, dan terkadang mengharuskannya untuk berdiri dan berjalan sesuai kebutuhan.
Menurut Aunurrahman dalam (Samino dan Saring Marsudi 2011: 48-49), siswa yang belajar berarti menggunakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian maka siswa dalam belajar tidak hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif dan juga psikomotor.

Melalui dongeng, jelajah cakrawala pemikiran siswa menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Siswa juga bisa memahami mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan membantunya dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar dan memudahkannya dalam menilai serta memposisikan diri di tengah orang-orang lain.

B. Teknik Mendongeng
Jasmin Hana (2011: 58-60) menyatakan bahwa ada berbagai teknik dalam mendongeng. Teknik tersebut antara lain:
  1. Membaca dari Buku Cerita.
    Ini adalah teknik membacakan dongeng secara langsung dari buku cerita. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan buku cerita yang sarat pesan-pesan baik di dalamnya.
  2. Mendongeng dengan Ilustrasi dari Buku.
    Teknik ini menggunakan ilustrasi dari buku yang Anda pilih. Ilustrasi itu harus menarik dan lucu sehingga anak anda bisa mendengarkan dari memusatkan perhatian lebih besar daripada buku cerita. Ilustrasi gambar yang digunakan sebaiknya cukup besar dilihat oleh Anda dan berwarna serta urut dalam menggambarkan jalan cerita yang disampaikan.
  3. Menceritakan Dongeng.
    Mendongeng merupakan suatu cara untuk meneruskan warisan budaya yang bernilai luhur dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Menceritakan dongeng pada anak membantu anak mengenal budaya leluhurnya dan menyerap pesan- pesan yang terkandung didalamnya.
  4. Mendongeng dengan Menggunakan Boneka.
    dongeng, teknik mendongeng, boneka tangan
    Salah satu teknik mendongeng
    Pemilihan cerita dan boneka tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang digunakan mewakili tokoh cerita yang akan disampaikan
  5. Dramatisasi atas Suatu Dongeng.
    Teknik ini digunakan untuk memainkan perwatakan tokoh dalam suatu dongeng yang disukai anak Anda. Biarkanlah anak Anda berimajinasi. Jika ia ingin dongengnya berkembang berdasarkan yang ia inginkan, ikuti saja khayalan akan dongengnya.
    Hasilnya, ia akan merasa dilibatkan dan bisa mengespresikan dirinya. Anda juga jangan takut kelihatan seperti anak kecil. Tak masalah Anda menggunakan aneka macam suara aneh atau gerakan – gerakan yang ekspresif untuk menggambarkan tokoh-tokoh di dalam dongeng. Jika anak Anda suka dengan kisah superhero yang bisa terbang, Anda jangan segan menggendongnya lalu “menerbangkannya”.
  6. Mendongeng Sambil Memainkan Jari- Jari Tangan.
    Teknik ini memungkinkan Anda berkreasi dengan menggunakan jari- jari tangan, tergantung kreativitas Anda sesuai dengan perwatakan tokoh yang ada di dalam dongeng.
Anak akan bosan jika terus-menerus mendengar dongeng yang sama. Dalam hal ini guru harus terus menerus mencari pengetahuan tentang berbagai sumber, termasuk cerita-cerita rakyat atau literatur lain, sehingga guru dapat memiliki pengetahuan yang luas dalam mendongeng. Cara penyampaian dongeng yang baik dan benar akan membangun imajinasi anak. Oleh karena itu saat mendongeng, kita harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
  1. Cara mendongeng yang menarik untuk anak (Jasmin Hana, 2011: 61-67) :
    1. Gunakanlah kata- kata yang mudah dipahami
      Rasanya seorang guru tidak mungkin untuk menggunakan kata-kata yang tidak mudah dipahami oleh anak, ketika guru mendongeng tidak perlu menggunakan kata-kata “provesi”, “kompensasi”, dan sebagainya. Jadi, gunakanlah kata-kata yang mudah dipahami oleh anak.
    2. Mengatur Suara
      Intonasi suara guru akan menentukan apakah dongeng hidup dan menarik? guru harus mengeluarkan suara yang pas untuk didengar oleh anak. Untuk menyajikan suara secara dramatis maka harus betul-betul menguasai ceritanya sehingga tahu kapan harus menekankan kata-kata tertentu atau memperlihatkan mimik muka tertentu. Misalnya, jika sedang bercerita tentang seorang yang sedang berlari ketakutan, guru perlu ikut mempercepat suara dengan mimik muka yang tepat untuk menggambarkan kejadian tersebut.
      Cara memperbesar atau memperkecil suara harus sesuai dengan penjiwaan terhadap dongeng yang disampaikan . Jika itu tercapai maka mudah sekali menirukan suara-suara tertentu, misalnya suara anak kecil atau orang tua, suara orang memerintah atau suara lembut seorang ibu,suara orang ketakutan atau suara orang marah, dan lain-lain.
      Variasikan kecepatan suara sesuai dengan cerita di dalam dongeng. Misalnya untuk membangun ketegangan, variasikanlah nada suara pada perbagai karakter. Hal ini akan mendramatisir dialog dan menghidupkan karakter yang ada. Lakukanlah secara wajar. Jika berlebihan, yang diingat anak justru suara guru bukan dongengnya.
      Gunakanlah vokal dan intonasi yang baik dalam membangun dongeng yang akan diceritakan, pastikan memilih vokal dan intonasi yang tepat dan sesuai dengan isi cerita saat mendongeng. Jangan memaksakan membuat suara-suara yang aneh hanya untuk menekankan tokoh tertentu jika memang tidak bisa. Hal tersebut hanya akan mempersulit dalam mendongeng jika tidak menguasainya.
      Mainkanlah intonasi suara agar cerita menjadi lebih menarik. Coba bandingkan dongeng yang dibacakan dengan suara datar sambil terkantuk- kantuk dengan cara bertutur yang amat hidup dan variatif. Ada suara tinggi untuk tokoh A, suara rendah untuk tokoh B, suara cempreng untuk tokoh C, dan sebagainya.
      Cara yang lebih mudah adalah anda dapat memperkecil atau memperbesar suara dengan disertai gerak tubuh sesuai dengan tokoh dalam dongeng yang dibawakan. Lafalnya harus menarik, keras, dan jelas. Karakter suara pada setiap tokoh tentunya harus berbda-beda dan sesuai dengan karakter tokoh masing-masing. Kalau tidak, guru gagal menyampaikan dongeng dengan baik. Misalnya, untuk memperagakan Nenek Sihir yang jahat, guru tidak mungkin menggunakan karakter suara yang halus dan lemah lembut bak seorang peri yang baik hati.
    3. Gerakan Tangan
      Tunjukkanlah gerakan yang sesuai dengan dongeng yang diceritakan. Miisalnya, jika bercerita tentang seseorang yang sedang berbisik, maka perlu menirukan gaya orang yang sedang berbisik. Gerakan pantomime sederhana juga bisa disisipkan saat mendongeng. Misalnya, ketika bercerita tentang kuda melompat, guru menyontohkannya dengan gerakan melompat disertai ekspresi muka yang mendukung. Biarkan anak belajar berimajinasi sesuai usianya. Bila ia sudah bisa membuat beberapa gerakan, tak ada salahnya anda memanfaatkan hal tersebut.
    4. Gerakan Mata
      Hal yang paling penting dalam mendongeng adalah gerakan mata. Jangan sekali-kali mata menerawang ke angkasa. Tataplah mata anak, dengan tatapan ini maka guru dapat menguasai perhatiannya. Ketika berbicara atau mendongeng kepadanya, ingatlah bahwa suara, mimik, serta sorotan mata sangat berpengaruh terhadap keberhasilan guru dalam menarik perhatian anak.
      Jagalah kontak mata dengan anak saat mendongeng. Buatlah sinyal ketika dongeng akan atau telah berakhir. Ajukan pertanyaan pada anak untuk mengetahui apakah dongeng yangtelah disampaikan benar-benar diperhatikan. Doronglah ia untuk bertanya dan mengomentari dongeng tersebut dan tanyakan kembali isi cerita kepadanya. Iringi juga dengan sentuhan perhatian dan cinta kasih kepadanya agar ia semakin merasa nyaman dengan kegiatan mendongeng tersebut.
    5. Mimik
      Guru harus ekspresif. Kalau guru lemas dan datar dalam mendongeng, anak malas mendengarnya. Mendongeng harus diikuti dengan perubahan intonasi, mimik, intonasi, dan bahasa tubuh. Intonasi suara harus pas dan jelas, sedangkan mimik harus arus sesuai dengan dongengnya. Sertakan emosi agar anak menghayati dan mengikutinya dengan emosi pula. Bedakan mimik, ucapan, maupun tokoh yang ada dengan mengidentikkan diri pada tokoh tersebut, atau boneka yang dibayangkan sebagai tokoh utama. Berikanlah ekspresi pada apa yang guru ceritakan, tapi jangan dilebih-lebihkan.
      Berikan penekanan pada dialog atau kalimat tertentu dalam dongeng yang guru tuturkan, kemudian lihatlah reaksi anak bisa melanjutkannya atau menggantikanya dengan dongeng yang lain. Ekspresikan ungkapan emosi dalam dongeng, seperti marah, sakit, terkejut, bahagia, gembira, atau sedih agar anak mengenal dan memahami bentuk-bentuk emosi. Bila perlu, sertakan benda-benda tambahan seperti boneka, bunga atau benda lain yang tidak membahayakan.
    6. Alat Peraga
      Gunakan alat bantu supaya dongeng menjadi menarik dan merangsang indera anak. Misalnya gambar-gambar tokoh dalam dongeng, gambar peristiwa dalam dongeng. Kemudian benda- benda dengan warna yang berbeda-beda itu akan menarik perhatian sekaligus merangsang penglihatan anak. Selain itu, biarkan ia memegang dan merangsang tekstur alat bantu dongeng tersebut yang bermanfaat untuk merangsang indra perabanya. Anak akan tertarik kalau mendongeng dengan bantuan alat peraga. Tetapi kalau tidak punya alat peraga, guru tetap dapat membuatnya tertarik dengan dongeng dengan cara membuat gerakan-gerakan ekspresif, enerjik, dan jenaka.
    7. Libatkan Perasaan
      Ketulusan guru sebagai orang tua untuk anak-anak di sekolah bisa menjadi transmisi yang kuat untuk mengirim sinyal kepada anak. Ikatan batin bisa dibangun dari aktivitas mendongeng. Begitu juga rasa sayang dan perhatian guru dapat terungkap di dalamnya. Anak bisa merasakan itu semua.
    8. Improvisasi
      Sebaiknya guru hafal dengan dongeng yang disampaikan. Tapi kalaupun lupa dan sangat mendesak. Guru boleh improvise. Improvisasi adalah jalan pintas yang dilakukan pada saat guru terdesak supaya tidak terlihat memalukan di depan anak. Anda juga harus sabar karena respons yang ditunjukan anak sering kali tidak terlihat. Guru harus jeli mengamati situasi, apakah ia sedang nyaman untuk didongengi atau sebaliknya. Carilah kesempatan yang tepat bagi guru maupun anak.
    9. Semua Hal Bisa Diceritakan
      Ingat, tidak Cuma dongeng yang sarat pesat moral yang bisa didongengkan kepada anak. Kejadian sehari- hari yang paling sederhana pun bisa diceritakan. Misalnya saat mau sarapan, anak harus mencuci tangan dan duduk dengan tenang saat di meja makan. Intinya, banyak hal bisa dijadikan cerita untuk anak.

  2. Pengaruh dongeng terhadap ketrampilan berbicara
    Menurut Tadkiroatun Musfiroh (dalam Jasmin Hana, 2010: 92-94) Banyak hal positif yang dapat disampaikan kepada anak dengan cara mendongeng. Tidak hanya memancing anak untuk berinteraksi komunikasi, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang lain. Dongeng memberikan kemudahan kepada anak dalam mempelajari bahasa sebagai bahasa komunikasi untuk menuangkan ide-ide kreatif mereka. Melalui dongeng, anak bisa mencerna keadaan yang terjadi di sekitarnya dan bagaimana menyikapinya.
    Dongeng juga bisa mengajarkan anak untuk tanggap ketika menghadapi situasi yang sesuai dengan topik dongeng yang sedang berlangsung. Anak kembali mengungkapakan ide kretifnya ketika ia menginginkannya. Melalui dongeng, anak diperkenalkan dengan kosakata baru, seperti raksasa, gunung, bidadari, dan lain-lain yang tidak biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari.
    Ketika mendongeng, pancinglah anak untuk menceritakan kembali isi dongeng yang telah didengarnya. Misalnya dengan menanyakan, “ Menurut kalian, kenapa ya si siput yang jalannya lambat bisa memenangkan perlombaan lari dengan si kancil yang larinya kencang?”.
    Pertanyaan kreatif seperti itu bisa mengembangkan kemampuan bicara anak dan merangsang kemampuan kognitifnya. Sedangkan selama menyimak dongeng, anak juga belajar bagaimana bunyi-bunyi bermakna diajarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami, serta bagaimana konteks dan konteks berfungsi dalam makna.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dongeng sangat berpengaruh dengan ketrampilan berbicara anak. Dongeng mendorong anak untuk senang menyimak cerita sekaligus senang bercerita atau berbicara. Ia belajar tentang tata cara berdialog dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya. Kemampuan ini terstimulasi kerena di dalam dongeng terdapat negoisasi, pola tindak-tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi perintah dan menghindari hal yang menjadi larangan, serta memuji.

Daftar Pustaka :

Jasmin  Hana. 2011. Terapi   Kecerdasan   Anak   dengan   Dongeng. Yogyakarta:
Berlian Media

Ratnawati, Eka. 2010.  Peningkatan  Kemampuan   Berbicara   Melalui   Dongeng
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri 2 Bendosari Kecamatan Sawit Kabupaten Boyolali. Surakarta: UNS.
Samino dan Saring Marsudi, 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media.
 
Wassalamu'alaikum....

4 comments:

  1. Permisi, numpang Promo Gan, Sis,,Kami dari Koperasi Jasa Cikutra Sinergi sebagai CA PPOB BTN dengan
    Aplikasinya griyabayar.com , mengajak anda untuk bergabung bersama kami untuk menjadi Mitra Loket PPOB,,
    Komisi bisa sampai 2.200 / Trx,, tunggu apalagi, kami juga menerima mitra yang ingin melakukan migrasi
    atau pindah menjadi Sub CA kami, dimana kami tawarkan pembagian Fee yang sangat menarik,, informasi lebih
    lanjut silakan buka web kami di http://www.loketppob.co.id

    ReplyDelete
  2. mau tanya ... apalah boleh dalam membuat naskah dongeng tidak menggunakan ilustrasi?

    ReplyDelete
  3. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....