This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Showing posts with label Education. Show all posts
Showing posts with label Education. Show all posts

Tuesday, June 11, 2013

Problem Based Learning (PBL)

Assalamu'alaikum . . .
Mayasa©. Tahun ajaran 2012/ 2013 segera berakhir. Waktu liburan merupakan waktu yang tepat untuk mengupdate pengetahuan kita akan berbagai metode pembelajaran sehingga pada tahun ajaran yang akan datang kita dapat mendidik putra-putri kita dengan lebih baik.
Discussion/ pict : kmu.edu.tw

Dulu saya pernah mempost artikel mengenai model Problem Based Learning based Internet, kali ini akan saya sambung uraian tersebut namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak jenuh belajar. Salah satunya model PBL yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Hal ini juga diungkapkan oleh Arnyana (2006:14) ”PBL merupakan salah satu model yang dapat digunakan meningkatkan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menyajikan masalah sebagai rangsangan (stimulus) untuk belajar. 
Penyajian situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri/ penemuan. Selain itu menurut Sanjaya (2006:214) PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses permasalahan yang dihadapi secara ilmiah.

Menurut Bound dan Feletti (dalam Artawan, 2006) Model pembelajaran PBL adalah suatu model belajar yang menghadapkan siswa dengan masalah-masalah nyata yang memberi rangsangan untuk belajar. Dalam hal ini siswa diberikan masalah yang struktur sebelum mereka diberikan materi pelajaran agar siswa mampu menemukan sendiri konsep dalam pembelajaran.

Menurut Santyasa dan Sukadi (2009) tahap-tahap pembelajaran IPA Menggunakan Model Problem Based Learning yaitu :
  1. Menemukan masalahPada tahap ini pembelajaran mengungkapan masalah yang berhubungan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang diungkapkan oleh pebelajar nantinya ada peluang untuk melakukan penyelidikan, sehingga hasilnya akan berdampak pada : dengan ditemukannya masalah, berarti kreatifitas belajar akan meningkat, memotivasi pebelajar agar belajar menjadi menyenangkan, mendorong pembelajar memahami dan memperoleh hubungan-hubungan masalah dengan disiplin ilmu tertentu, informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang lebih diperkuat dengan menggunakan masalah yang berstruktur, (Santyasa dan Sukadi 2009).
  2. Mendefinisikan masalah
    Dalam mendefinisikan masalah pebelajar diharapkan menggunakan kalimat sendiri yang logis. Sebagai informasi awal diharapkan melibatkan kecerdasan intra-personal yang dimiliki dalam memahami dan mendefinisikan masalah.
  3. Mengumpulkan fakta-faktaPada tahap ini pebelajar mengingat kembali fakta yang sudah diperoleh sebagai pengetahuan untuk mengumpulkan fakta-fakta. Pebelajar menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki untuk mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan.
  4. Menyusun dugaan sementara
    Tahap ini pebelajar dapat merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  5. Menyelidiki
    Proses penyelidikan yang dilakukan pebelajar harus berkaitan dengan permasalahan. Dalam hal ini guru membuat struktur belajar yang memungkinkan pelajar dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunia mereka.
  6. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
    Pada tahap ini pebelajar menyempurnakan kembali rumusan masalah dengan cara merefleksikan melalui gambaran nyata yang mereka pahami. Penyempurnaan ulang dilakukan agar penyelidikan terfokus pada permaslahan.
  7. Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif
    Pada tahap ini pebejar berkolaborasi mendiskusikan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan dari berbagai sudut pandang.
  8. Menguji Solusi Menguji solusi permasalahan harus sesuai dengan permasalahan aktual melalui diskusi secara komprehensip antar anggota kelompok agar memperoleh hasil pemecahan terbaik.
Penerapan model PBL dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi masing-masing kelompoknya.

Untuk sintaks PBL Insya Alloh akan saya tayangkan pada artikel selanjutnya.
Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum . . .

Daftar Pustaka :
  1. Arnyana, Ida Bagus Putu.2006 Perencanaan dan Desai Model-model pembelajaran. Singaraja. Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA UNDIKSHA.
  2. Santyasa I Wayan dan Sukadi. 2009. “ Model-model Pembelajaran Inovatif” Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Latihan Peofesi Guru (PLPG): UNDIKSHA. Singaraja 7-17 September 2009.

    Saturday, June 01, 2013

    Desain Sistem Pembelajaran

    Desain Pembelajaran
    Assalamu'alaikum . . .

    Mayasa©. Unsur siswa, tujuan, metode, dan evaluasi merupakan kerangka acuan dalam perencanaan pembelajaran bersistem.

    Desain Sistem Pembelajaran adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah – langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran.

    Hal-hal diatas meliputi :
    1. Ciri siswa atau peserta didik
    2. Tujuan yang akan dicapai
    3. Metode dan kegiatan pembelajaran
    4. Evaluasi
    Jerold. E.Kemp (1985; 45-46) menganjurkan kepada guru dalam mendesain pembelajaran untuk memperhatikan latar belakang siswa dari segi akademis dan sosial. Kedua latar belakang tersebut dapat menjadi pertimbangan dalam mendesain pembelajaran karena siswa sebagai subjek belajar, selanjutnya dapat ditentukan sasaran, metode, dan tingkat evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan.

    Adapun latar belakang akademis meliputi :
    1. Nilai hasil belajar siswa setiap mata pelajaran
    2. Tingkat pelatihan yang pernah diikuti
    3. Mata pelajaran yang pernah diikuti
    4. Mata pelajaran yang pernah dipelajari
    5. Tingkat keterampilan membaca, menulis dan matematika
    6. Prestasi pengembangan diri
    Sedangkan latar belakang sosial meliputi :
    1. Umur
    2. Minat terhadap mata pelajaran
    3. Harapan dan cita-cita
    4. Lapangan kerja yang diinginkan
    5. Bakat istimewa
    6. Keterampilan yang dimiliki
    7. Semangat kerja
    Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita dapat merancang/ pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga potensi yang dimiliki siswa akan dapat berkembang secara optimal.

    Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum . . . .

    Wednesday, May 22, 2013

    Gaya [Rangkuman]

    Assalamu'alaikum . . .

    Mayasa©. Menyambung pembahasan mengenai rangkuman materi, khususnya materi kelas 4 SD maka dengan ini saya mencoba untuk melengkapi pembahasan kita dengan mempost artikel mengenai gaya. Gaya merupakan materi pada semester 2. Untuk lebih jelasnya dapat anda perhatikan keterangan berikut ini.
    1. Gaya; tidak dapat dilihat, tetapi dapat diketahui sumber, pengaruh, dan besarnya suatu gaya.
    2. Bentuk Gaya; dapat berupa tarikan dan dorongan, dapat mengakibatkan perubahan gerak, posisi/ kedudukan, dan bentuk benda.
    3. Dinamometer adalah alat ukur gaya.
    4. Satuan gaya adalah Newton (N)
    5. Jenis-jenis gaya, antara lain;
      1. Gaya gravitasi/ gaya tarik bumi; merupakan gaya yang timbul dari Bumi. Bumi menarik setiap benda yang ada di permukaannya.,
      2. Gaya apung air/ gaya dorong keatas; Gaya apung dipengaruhi volume benda. Makin besar volume benda, makin besar gaya yang akan diberikan air.
      3. Gaya gesek; merupakan hambatan gerak dari lantai. Hambatan gerak dari lantai keramik lebih kecil dibandingkan dengan hambatan gerak tanah.. Makin kasar permukaan, makin besar pula gaya geseknya. Gaya gesek dapat diperkecil dengan cara;
        • menghaluskan permukaan lantai.
        • melicinkannya permukaan lantai.
        • memberikan bantalan.
      4. Gaya gerak; merupakan gaya alami.
    6. Gaya tidak dapat dihilangkan, tetapi dapat dikurangi.
    Nah itulah sedikit ulasan mengenai Gaya. InsyaAlloh lain kesempatan akan kita sambung lagi.

    Terima kasih perhatiannya, wassalamu'alaikum . . .

    Friday, May 17, 2013

    Rangkuman : Sumber daya Alam [+Soal]

    Assalamu'alaikum. . .

    Mayasa©. Kantor Dinas khususnya daerah Serengan Surakarta telah merilis jadwal pelaksanaan UKK (ulangan Kenaikan Kelas) yang akan dimulai pada tanggal 3 Juni 2013.

    Sebagai pelengkap belajar putra-putri kita semua, disini saya mengunggah sedikit rangkuman pelajaran khususnya mapel IPA kelas 4.

    Pada tahap yang pertama telah saya unggah rangkuman mengenai Sumber Daya Alam (SDA). Dan untuk kali ini, saya menambahkan soal serta pembahasannya pada rangkuman tersebut.

    Langsung saja . . . .

    Rangkuman materi:
    1. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
    2. Berdasarkan lingkunganya, sumber daya alam dibedakan menjadi empat yaitu: sumber daya laut, sumber daya sungai, sumber daya hutan dan sumber daya pegunungan.
    3. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang dapat dibentuk kembali oleh alam dalam waktu yang singkat.
    4. Kerusakan lingkungan biasanya disebabkan oleh prilaku manusia
    5. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru
    6. Daur ulang yang banyak dilakukan biasanya daur ulang plastik, logam, kertas dan kaca.
    7. Agar sumber daya alam tidak cepat habis maka kita harus menggunakanya dengan tepat dan tidak merusaknya.
    Dari rangkuman diatas, mari kita selesaikan beberapa soal berikut ini:
    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sumber daya alam?
    2. Jelaskan tentang daur ulang?
    3. Berdasarkan lingkungannya sumber daya alam dibedakan menjadi empat, sebutkan?
    4. Daur ulang yang sering dilakukan biasanya daur ulang untuk bahan apa?
    5. Sebutkan cara-cara menjaga sumber daya alam agar tidak cepat habis?
    Pembahasannya adalah . . . . !
    1. Sumber daya alam adalah semua kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
    2. Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru
    3. Sumber daya laut, sumber daya sungai, sumber daya hutan dan sumber daya pegunungan.
    4. Daur ulang untuk bahan plastik, logam, kertas dan kaca.
    5. Dengan cara menggunakannya dengan tepat dan tidak merusaknya. 
    Itulah sedikit rangkuman serta latihan soal IPA kelas 4. Semoga dapat bermanfaat, dan insyaAlloh akan saya coba untuk memperbanyak rangkuman serta latihan soalnya.

    Terima kasih, wassalamu'alaikum . . . .

    Saturday, April 06, 2013

    Jenis Pola Kalimat_2

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Menyambung uraian mengenai Pola Kalimat yang telah lalu, kali ini akan saya sambung dengan membahas mengenai jenis kalimat berdasarkan strukturnya.

    Menurut strukturnya, kalimat itu dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibagi lagi menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.
    Pola Kalimat (IMG/:____________)

    A. Pola Dasar Kalimat (Kalimat Tunggal)
    Pola kalimat dasar sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P).

    Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri:
    1. Berupa kalimat tunggal (satu S, satu P, satu O, satu Pelengkap, satu K)
      Kalimat yang panjang sekalipun jika di dalamnya terdapat pola kalimat yang hanya terdiri dari satu subjek dan satu predikat, maka kalimat tersebut adalah kalimat tunggal.
      Misalnya:Anak yang berbaju merah itu menangis tersedu-sedu di pelataran parkir sebuah supermaket.Pola dasar kalimatnya adalah:
      • Anak yang berbaju merah itu : subjek
      • Menangis tersedu-sedu : predikat
      • Di pelataran parkir sebuah supermaket: keterangan tempat
    2. Sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek dan satu predikat
    3. Selalu diawali dengan subjek
    4. Berbentuk kalimat aktif
    5. Unsur tersebut ada yang berupa kata atau frasa
    6. Dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.
    B. Pola Kalimat Majemuk
    1. Kalimat majemuk setaraKalimat majemuk setara terjadi dari dua atau lebih kalimat tunggal. 
      1. Kedua kalimat tunggal itu dapat dihubungkan oleh kata ‘dan’ jika kedua kalimat itu setara/sejalan.
        Misalnya:
        • Kami membaca
        • Mereka menulis
        • Kami membaca dan mereka menulis
      2. Kedua kalimat tunggal dapat dihubungkan oleh kata ‘tetapi’ jika kedua kalimat itu menunjukkan pertentangan
        Misalnya:
        • Adiknya tinggi
        • Kakaknya rendah.
        • Adiknya tinggi tetapi kakaknya rendah.
      3. Kata-kata penghubung lain yang dapat digunakan dalam menghubungkan dua kalimat tunggal dalam kalimat majemuk ialah kata ‘sedangkan’ dan ‘melainkan’.
        Misalnya:
        • UNS terletak di Solo sedangkan UMS di Sukoharjo
        • Bajunya bukan biru melainkan hitam.
    2. Kalimat majemuk bertingkatKalimat majemuk tidak setara/bertingkat terdiri atas satu kalimat yang bebas dan satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan ditungkan ke dalam kalimat induk, sedangkan pertaliannya (dari sudut pandangan waktu, sebab akibat, tujuan syarat, dsb) diungkapkan dalam anak kalimat.
      Misalnya:
      1. Contoh a :
      • Komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. (tunggal)
      • Mereka masih bisa mengacaukan data-data komputer. (tunggal)
      • Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih bisa mengacaukan data-data komputer itu
      2. Contoh b :
      • Para pemain sudah lelah.
      • Para pemain boleh beristirahat.
      • Karena para pemain sudah lelah, mereka boleh beristirahat.

      Kalimat majemuk bertingkat dibedakan menjadi 8 berdasarkan jenis anak kalimat:
      1. Keterangan waktu: ketika, saat, setelah, sebelum dll.
      2. Keterangan sebab: karena, sebab, lantaran.
      3. Keterangan hasil (akibat): hingga, sehingga, akhirnya.
      4. Keterangan syarat: jika, kalau, andai, seandainya, andaikata, apabila.
      5. Keterangan tujuan: agar, supaya, demi, untuk, guna.
      6. Keterangan cara: dengan, dalam.
      7. Keterangan posesif: meskipun, walaupun, kendatipun, biarpun.
      8. Keterangan pengganti nomina: bahwa

    3. Kalimat majemuk campuranKalimat jenis ini terdiri atas dua suku bebas atau lebih (sifat kesetaraannya) dan satu suku terikat atau lebih (sifat ketidaksetaraannya)
      Misalnya:
      1. Karena sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
      2. Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.
    Itulah sedikit lanjutan pembahasan mengenai Pola Kalimat dan Jenis-jenisnya. Semoga dapat menambah wawasan kita.

    Wassalamu'alaikum...


    Referensi : Catatan Kuliah...

    Thursday, April 04, 2013

    Jenis Pola Kalimat

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Apa yang akan saya uraiakan kali ini merupakan salah satu catatan pada masa kuliah dulu. Sehingga sangat disayangkan tidak ada referensi khususnya.
    Pola kalimat (Img/___)

    BTW, mari disimak dan semoga bermanfaat..

    Pengertian Kalimat
    Kalimat adalah suatu bagian ujaran yang berintonasi selesai dan menunjukkan pikiran yang lengkap. Yang dimaksud dengan pikiran lengkap adalah informasi yang didukung oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki subjek atau dan predikat. Jika tidak memiliki unsur subjek dan predikat, pernyataan tersebut bukan kalimat melainkan frasa.

    Jenis-jenis Kalimat
    A Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
    1. Kalimat pernyataan (deklaratif)
      Kalimat pernyataan menyatakan sesuatu dengan lengkap pada waktu penutur ingin menyampaikan informasi kepada lawan berbahasanya. (Biasanya intonasi menurun; tanda baca titik)
      Misalnya:
      Presiden mengadakan kunjungan ke luar negeri.
    2. Kalimat pertanyaan (interogatif)
      Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. (Biasanya intonasi menaik; tanda baca tanda Tanya)
      Misalnya:
      Kapan Saudara berangkat ke Jakarta?
    3. Kalimat perintah (imperatif)
      Kalimat perintah ‘menyuruh’ atau ‘melarang’ orang berbuat sesuatu (intonasi menurun; tanda baca tanda seru atau titik)
      Misalnya:
      Jangan pergi ke tempat itu!
      Ayo berangkat sekarang!
    4. Kalimat seruan
      Kalimat seruan mengungkapkan perasaan yang kuat atau yang mendadak. (Biasanya intonasi meningkat; tanda seru)
      Misalnya:
      Aduh, jangan kau injak kakiku!
      Wah, bagus sekali!
    B. Jenis Kalimat menurut Struktur Gramatikal
    Menurut strukturnya, kalimat itu dapat berupa kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibagi lagi menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk campuran.
    1. Pola Dasar Kalimat (Kalimat Tunggal)
    2. Pola Kalimat Majemuk
    Penjelasan mengenai kalimat tunggal dan majemuk akan kita bahas lain waktu.

    Wassalamu'alaikum.......

    Wednesday, April 03, 2013

    Pendekatan dan Prinsip Penilaian

    Assalamu'alaikum....
    Mayasa©. Menyambung pembahasan mengenai penilaian kemarin, kali ini akan saya tambahkan sedikit mengenai pendekatan dan prinsip dalam melaksanakan penilaian.
    Dalam melaksanakan penilaian, kita tidak boleh asal-asalan (ngawur: jawa) tentunya agar hasil penilaian tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
    Proses Penilaian
    Adapun pembahasan mengenai pendekatan dan prinsip penilaian tersebut adalah sebagai berikut.....

    A. Pendekatan penilaian :
    1. Menggunakan berbagai teknik
    2. Menekankan hasil (outcomes), dengan memperhatikan input dan proses
    3. Melihat dari perspektif taksonomi tujuan pendidikan, menilai perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor sesuai karakteristik mata pelajaran
    4. Menerapkan standar kompetensi lulusan (exit outcomes)
    5. Menerapkan system penilaian acuan criteria (criterion-referenced assessment) dan standar pencapaian (performance standard) yang konsisten.
    6. Menerapkan penilaian otentik untuk menjamin pencapaian kompetensi
    B. Prinsip :
    1. Penilaian merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran
    2. Mencerminkan masalah dunia nyata
    3. Menggunakan berbagai ukuran, metode, teknik dan kriteria sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar
    4. Bersifat holistic, mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran 
    Jadi penilaian tidak hanya dapat dilaksanakan secara tertulis saja, namun ada banyak tekhnik yang dapat dipilih dalam melaksanakan penilian.
    Penilian yang baik adalah yang mampu menilai seluruh aspek siswa, baik kognitif, afektif, mapun psikomotorik.

    Sekian dulu pembahasannya, wassalamu'alaikum.....

    Kisah Inspiratif : Berat Segelas Air

    Assalamu'alaikum....
    Mayasa©. Pak Kasek saya pernah berkata bahwa Guru Idaman harus mampu memenuhi kriteria tertentu. Salah satu kriteria tersebut adalah Guru yang mampu mengispirasi baik melalui perilaku maupun melalui cerita atau kisah yang menginspirasi.

    So saya mulai mencari dan mengumpulkan beberapa kisah yang ispiratif, harap
    annya kisah-kisah tersebut dapat memotivasi kita semua dan dapat menjadi referensi untuk diceritakan pada siswa-siwsi kita.

    Saat Stephen R. Covey mengajar tentang Manajemen Stress, dia bertanya kepada para peserta kuliah,

    “Menurut anda, kira-kira berapa berat segelas air ini?” Jawaban para peserta sangat beragam, mulai dari 200 gram sampai 500 gram.

    “Sesungguhnya yang menjadi masalah bukanlah berat absolutnya. Tetapi berapa lama anda memegangnya,” ungkap Covey.

    “Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan sakit. Jika saya memegangnya selama satu hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan ambulans untuk saya,” lanjutnya.

    “Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban terus menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu terasa meningkat beratnya,” ungkap Covey.

    ”Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut. Istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita, agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum pulang ke rumah dari pekerjaan sehari-hari, tinggalkan beban pekerjaan anda. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok,” lanjutnya.

    “Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak. Setelah beristirahat, nanti dapat diambil lagi. Hidup ini sangat singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat atau disentuh, tapi dapat dirasakan jauh di dalam hati kita,” kata Covey.

    Wassalamu'alaikum...

    Monday, April 01, 2013

    Pengertian dan Tujuan Penilaian

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Dalam proses belajar mengajar tentu tidak dapat lepas dari yang namanya Penilaian. Entah penilaian secara lisan, tertulis maupun perbuatan. Secara umum penilaian bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa.

    Berkaitan dengan penilaian, beberapa waktu yang lalu, saat masih kuliah. Salah satu dosen meminta kami untuk membuat makalah berkenaan dengan penilian tersebut. Jadi kali ini akan saya uraikan sedikit tentang penilian berkenaan dengan pengertian maupun tujuan penilaian itu sendiri.

    Saturday, March 30, 2013

    Wacana (Pengertian dan Prinsipnya)

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang berdasarkan struktur lahirnya (bentuk) bersifat kohesif, saling terkait, dan berdasarkan struktur batinnya (makna) bersifat koheren, dan terpadu.


    Wacana yang padu memiliki aspek gramatikal (bentuk) dan leksikal (makna). Adapun aspek gramatikal terdiri dari:
    1. Pengacuan (referensi)Pengacuan adalah satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya.
      1. Pengacuan personaContoh: Namun, sepertinya Bu Ani sulit dihubungi, ia sekarang berada di Jepang.
      2. Pengacuan demonstratifContoh: “Ya di Kota Surabaya sini Kakak mengawali usaha penerbitan”, kata kakak kepada saya.
      3. Pengacuan komparatif (perbandingan)Contoh: Tidak berbeda dengan ibunya, Tuti itu orangnya cantik, cerdas, dan sopan.
    2. Penyulihan (substitusi)
      1. Substitusi nominalContoh: Ria sekarang sudah menjadi dokter. Profesinya itu akan digunakan untuk mengabdi kepada masyarakat.
      2. Substitusi verbalContoh: Desi mempunyai hobi menulis. Dia berkarya sejak di bangku SD.
      3. Substitusi frasalContoh: Saya akan menengok orang tua. Mumpung hari Minggu, senyampang hari libur.
      4. Substitusi klausalContoh:
        A: “Jika masyarakat tidak bisa menerima perubahan yang dialami Ahmad, mungkin hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka itu banyak yang tidak sesukses Ahmad.”
        B: “Tampaknya memang begitu.”
    3. Pelesapan (elipsis)
      Contoh: Aku dan dia sama-sama mahasiswa. ¢ berangkat bersama-sama, ¢ pulang juga bersama-sama.
    4. Perangkaian (konjungsi)
      Contoh: Rudi tetap tidak bisa diterima rekan kerjanya, meskipun dia sudah mengakui kesalahannya.
    Sedangkan aspek leksikal dalam wacana meliputi:
    1. RepetisiContoh: Sebagai orang beriman, berdoalah selagi diberi umur panjang, selagi ada kesempatan, dan selagi diberi kesehatan. Berdoa wajib dilakukan oleh manusia. Berdoa selagi kita sehat tentu lebih baik daripada berdoa selagi sakit. Mari berdoa bersama-sama selagi Tuhan mencintai kita.
    2. Sinonimi (padan kata)Contoh: Semalam kota ini dilanda banjir. Akibat musibah itu banyak penduduk yang dievakuasi ke tempat yang aman.
    3. Antonimi (lawan kata)Contoh: Hidup dan mati perusahaan tergantung dari usaha kita.
    4. Kolokasi (sanding kata)Contoh: Guru mengajar dengan inovatif sehingga banyak murid yang senang menerima pelajaran karena banyak media yang digunakan. Kondisi tersebut dapat memajukan sekolah.
    5. Hiponimi (hubungan atas-bawah)Contoh: Binatang melata disebut juga reptil. Mereka yang hidup biasa hidup di dinding adalah cicak. Sedangkan yang hidup di darat dan air ialah katak dan ular. Adapun yang hiup di semak-semak dan rumput adalah kadal. Sementara itu, reptil yang dapat berubah warna sesuai dengan kondisi lingkungan adalah bunglon.
    6. Ekuivalensi (kesepadanan)Contoh: Ari telah dinobatkan sebagai pelajar teladan. Dia tekun sekali belajar. Apa yang telah diajarkan oleh pengajar di sekolah selalu dipahaminya dengan baik. Ari merasa senang dan tertarik pada semua pelajaran.
    Uraian diatas merupakan catatan kuliah saya di semester 5. Sedikit bernostalgia dan semoga dapat bermanfaat.

    Wassalamu'alaikum....

    Contoh Form Guided Note

    Assalamu'alaikum....
    Mayasa©. Beberapa waktu yang lalu saya pernah membahas mengenai metode pembelajaran Guided Note Taking. Nah untuk melengkapi keterangan tersebut, saya ingin berbagi contoh form Guided Note yang dulu dibuat oleh sahabat saya yakni Mbak Nur'aini.

    Materi yang disampaikan mbak nur adalah tentang proses proklamasi kemerdekaan yang merupakan materi pada Mapel IPS. Namun apa yang saya sampaikan hanya contoh jadi dapat anda kembangkan sendiri sesuai dengan kebutuhan.

    Berikut ini adalah snap shot dari Form Guided Note tersebut.
    Klik untuk memperbesar
    Anda dapat mendownload filenya disini dalam format PDF.

    Thank U for coming.
    Wassalamu'alaikum...

    Mini Generator DIY

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Hallo semuanya....
    Langsung saja, kali ini saya ingin share mengenai proyek ilmiah saya saat masih kuliah dulu. Proyek tersebut berkaitan dengan tugas untuk membuat media pembelajaran IPA di SD. Dan kebetulan kelompok saya ingin  membuat dua media yakni generator mini untuk materi perubahan energi dan model alat pernafasan manusia.

    Yang akan saya share kali ini adalah generator mini yang kebetulan saya sendiri yang merakitnya.

    Prinsip kerjanya sama seperti dinamo sepeda onthel yakni mengubah energi gerak menjadi energi listrik yang disambungkan dengan lampu sehingga menghasilkan energi cahaya.

    Adapun alat dan bahan yang diperlukan adalah :
    1. Mekanik tape bekas (yang kita butuhkan hanya dudukan motor, motor tape, pulley, dan strengnya)
    2. Lampu led 1 pcs
    3. CD bekas (yang kecil) dan mur baut 3 cm
    4. Papan plastik (sebagai dudukan)
    5. Solder dan timah
    6. Obeng dan lem super
    Alat dan Bahan
    Setelah semua bahan dan alat siap, tinggal kita rangkai sehingga semua bagiannya dapat berfungsi dengan baik. 

    Adapun cara merangkainya kurang lebih :
    1. Pertama, kita lepaskan dulu dudukan dan motor listrik dari mekanik tape bekas. Selain itu juga kita lepas pulley dan streng dari mekanik yang sama. 
    2. Potong papan plastik yang sudah kitasiapkan (saya menggunakan bekas tutup baterai radio bekas) kemudian buat lubang sesuai dudukan motor listrik dan lubang untuk tempat pulley.
    3. Pasang semua komponen motor listrik dan dudukannya serta pulley dan strengnya.
    4. Lem kepingan CD pada ujung pulley dengan lem super dan pasangkan baut dan mur pada kepingan CD tersebut.
    5. Solder lampu led pada pin konektor motor, kutub (+) led pada (-) motor dan kutub (-) led pada (+) motor.
    6. Sekarang Generator mini telah selesai.

    Hasil akhirnya kurang lebih akan seperti berikut :


    Penampakannya dari berbagai sudut
    Untuk menggunakan generator tersebut, kita hanya perlu memutar tuasnya. Tuas tersebut berupa baut yang saya hubungkan dengan kepingan CD. Jika perakitannya benar, maka lampu led akan menyala.

    Terima kasih, semoga bermanfaat.

    Wassalamu'alaikum...

    Friday, March 29, 2013

    Kelebihan Kekurangan Belajar Tuntas

    Assalamu'alaikum....
    Mayasa©. Pada artikel yang lalu telah saya uraikan sedikit tentang belajar tuntas dan prinsip-prinsipnya. Kali ini saya ingin menyambung pembahasan tersebut dengan menguraikan tentang kelebihan maupun kekurangan belajar tuntas itu sendiri.

    Kelebihan metode belajar tuntas:
    1. Strategi ini sejalan dengan pandangan psikologi belajar modern yang berpegang pada prinsip perbedaan individual, belajar kelompok.
    2. Strategi ini memungkinkan siswa belajar lebih aktif sebagaimana disarankan dalam konsep CBSA yang member kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan diri sendiri, memecahkan masalah sendiri dengan menemukan dan bekerja sendiri.
    3. Dalam strategi ini, guru dan siswa diminta bekerja sama secara partisipatif dan persuasif, baik dalam proses belajar maupun dalam proses bimbingan terhadap siswa lainnya.
    4. Strategi ini berorientasi kepada peningkatan produktivitas hasil belajar, yakni siswa yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas, menyeluruh dan utuh.
    5. Pada hakikatnya, strategi ini tidak mengenal siswa yang gagal belajar atau tidak naik kelas, karena siswa yang ternyata mendapat hasil yang kurang memuaskan atau masih di bawah target hasil yang diharapkan, terus-menerus dibantu oleh rekannya dan oleh guru.
    6. Strategi ini menyediakan waktu belajar yang cukup sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masing-masing individu siawa sehingga memungkinkan mereka belajar secara lebih leluasa.
    Kelemahan pendekatan belajar tuntas:
    1. Strategi ini sulit dalam pelaksanaannya karena melibatkan berbagai kegiatan, yang berarti menuntut macam-macan kemampuan yang memadai.
    2. Guru-guru yang sudah terbiasa dengan cara-cara lama akan mengalami hambatan untuk menyelenggarakan strategi ini yang relatif lebih sulit dan masih baru.
    3. Strategi ini sudah tentu meminta berbagai fasilitas, perlengakapan, alat, dana, dan waktu yang cukup besar, sedangkan sekolah-sekolah kita umumnya masih langka dalam segi sumber-sumber teknis seperti yang diharapkan.
    4. Diberlakukannya system ujian (EBTA dan Ebtanas) yang menurut penyelenggaraan program bidang studi pada waktu yang telah ditetapkan dan usaha persiapan para siswa untuk menempuh ujian, mungkin menjadi salah satu unsure penghambat pelaksanaan belajar tuntas yang diharapkan.
    Dengan memperhatikan kelebihan maupun kekurangan belajar tuntas tersebut, dapat kita yakini bahwa kemampuan anak akan dapat berkembang dengan lebih optimal jika anak tersebut kita perlakukan dengan tepat. Selain itu, keleluasan waktu yang ada dapat membuat anak menjadi lebih mudah berkembang tanpa merasa tertekan sehingga siswa akan belajar dengan suasana yang nyaman dan menyenangkan.

    Bagaimana kawan-kawan semua, tertarik untuk mencoba?
    Wassalamu'alaikum....

    Belajar Tuntas (Mastery Learning)

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Selamat malam teman-teman. Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi blog yang terpencil ini. Selamat datang dan semoga anda mendapat sesuatu yang bermanfaat setelah berkunjung disini...

    Btw langsung saja kali ini saya ingin berbagi sebuah informasi yang semoga saja belum basi dan berguna buat kita semua. Informasi tersebut mengenai Prinsip Belajar Tuntas (Mastery Learning).

    Beberapa waktu lalu, saya sempat sharing dengan sesama guru mengenai pembelajaran yang paling tepat/ sesuai bagi siswa. Salah satu hal yang menjadi topik kami adalah mana yang lebih penting, materi dapat tersampaikan semua ataukah pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Topik tersebut muncul sebab banyaknya beban belajar yang harus dipikul siswa selama satu tahun sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas yakni jumlah hari efektif bagi siswa untuk mengikuti KBM di sekolah.

    Dan hasilnya adalah para kolega saya tersebut lebih menekankan pada pemahaman siswa daripada keluasan materi yang diajarkan.

    Mengapa pemahaman lebih penting daripada keluasan materi, jawabannya akan anda dapatkan dengan menyimak pembahasan berikut ini....

    Pengertian Belajar Tuntas

    Menurut Hartini, dkk dalam Samino (2008: 69) yang dimaksud dengan belajar tuntas (mastery learning) adalah: “Serangkaian kegiatan belajar yang mampu menguasai materi yang dipelajari secara menyeluruh dalam waktu yang tersedia”.

    Lebih lanjut disebutkan bahwa tuntas (rampung = bahasa jawa) artinya selesai secara menyeluruh, tidak menyisakan apa yang harus diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.


    Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar, siswa dinyatakan belajar tuntasnya apabila telah benar- benar menguasai secara menyeluruh materi pembelajaran pada jenjang waktu yang tersedia. Dengan demikian siswa dapat dikatakan tuntas belajarnya jika menguasai materi pelajaran yang disajikan sebelum berpindah kepada materi pelajaran berikutnya.

    Pada sisi lain disebutkan oleh Yamin dalam Samino (2009: 130) belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan sistematis dan terstruktur.


    Prinsip Belajar Tuntas
    Menurut Hartini, dkk dalam Samino (2008: 69-72) terdapat tiga prinsip belajar tuntas, yaitu:
    a. Prinsip perbedaan waktu belajar
    John B. Carrol dalam observasinya merumuskan bakat untuk sesuatu bidang studi tertentu ditentukan oleh tingkat belajar siswa menurut waktu yang disediakan pada tingkat tertentu. Seorang anak atau siswa yang memiliki bakat yang tinggi akan dapat mempelajari suatu bidang studi secara cepat sedang seorang anak atau siswa yang memiliki bakat yang rendah akan dapat mempelajari bidang studi yang sama dengan waktu yang lebih lama atau lambat
    Berkaitan dengan prinsip perbedaan waktu, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi alokasi waktu yang diperlukan:
    1. Bakat mempelajari tugas yang diberikan
    2. Kemampuan siswa memahami pelajaran 
    3. Kualitas pelajaran itu sendiri 
    b. Prinsip Umpan Balik dan SegeraUmpan balik (feedback) dalam kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang memberikan kepastian kepada siswa bahwa tujuan belajar telah atau belum tercapai. Umpan balik ini juga penting bagi seorang guru untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pembelajarannya. Umpan balik ini biasanya dilakukan melalui tes, baik lisan maupun tertulis. Jika hasil umpan balik menunujukan tujuan pembelajaran tidak berhasil, maka baik guru maupun siswa perlu menganalisis factor apa yang menghambatnya.

    c. Prinsip Perbaikan
    Bagi seorang guru, membantu atau membimbing siswa terutama bagi siswa yang lambat belajar adalah kewajiban dalam proses pembelajaran. Perbaikan itu diberikan pada waktu permulaan pelajaran, yaitu pada waktu diketahui anak belum menguasai prasyarat yang diperlukan dalam suatu pelajaran tertentu. Perbaikan itu juga dapat diberikan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan diberikan pada siswa yang diketahui mengalami kesulitan.

    Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa ketuntasan dalam belajar sangat berguna bagi siswa, sebab materi yang telah dikuasai merupakan prasyarat dalam mempelajari materi selanjutnya.
    Selain itu, dengan siswa menguasai dan memahami setiap materi yang dipelajari maka kedepan kemampuan siswa dalam memahami materi akan semakin meningkat dengan sendirinya. Sebab secara tidak langsung penguasaan materi/ ketuntasan belajar akan melatih logika anak dalam berpikir.


    Sekian curahan hati saya, jika anda mempunyai tips dan saran agar pendidikan kita menjadi lebih baik, dengan senang hati akan kami terapkan dan praktekkan.

    Maju terus pendidikan Indonesia.
    Wassalamu'alaikum....

    Source :


    Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar Pedoman Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Surakarta : Fairuz Media.