This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, November 10, 2012

Tipe-Tipe Kepemimpinan

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk memepengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Dalam kegiatannya bahwa pemimpin memiliki kekuasaan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahannya sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
tipe pemimpin, tipe kepemimpinan
Setiap dari kita adalah Pemimpin
Dalam realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya menunjukkan adanya suatu perbedaan antara pemimpin yang satu dengan yang lainnya, hal sebagaimana menurut G. R. Terry  bahwa pendapatnya membagi tipe-tipe kepemimpinan menjadi 6, yang dikutip Maman Ukas (1999). Keenam tipe tersebut yaitu :
  1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal leadership).
    Dalam system kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan mengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara lisan atau langsung dilakukan secara pribadi oleh pemimpin yang bersangkutan.
  2. Tipe kepemimpinan non pribadi (non personal leadership).
    Segala sesuatu kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
  3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritotian leadership).
    Pemimpin otoriter biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
  4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership).
    Pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang terlaksananya tujuan bersama. Agar setiap anggota turut bertanggung jawab, maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usahan pencapaian tujuan.
  5. Tipe kepemimpinan paternalistis (paternalistis leadership).
    Kepemimpinan ini dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan pemimpin dan kelompok. Tujuannya adalah untuk melindungi dan untuk memberikan arah seperti halnya seorang bapak kepada anaknya.
  6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenious leadership).
    Biasanya timbul dari kelompok orang-orang yang informal di mana mungkin mereka berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya akan muncul pemimpin yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelempok tersebut menurut bidang keahliannya di mana ia ikur berkecimpung.
Selanjutnya menurut Kurt Lewin yang dikutif oleh Maman Ukas (1999) mengemukakan tipe-tipe kepemimpinan menjadi tiga bagian, yaitu :
  1. Otokratis, pemimpin yang demikian bekerja kerang, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja menurut peraturan yang berlaku dengan ketat dan instruksi-instruksinya harus ditaati.
  2. Demokratis, pemimpin yang demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang pelaksanaan tujuannya. Agar setiap anggota turut serta dalam setiap kegiatan-kegiatan, perencanaan, penyelenggaraan, pengawasan dan penilaian. Setiap anggota dianggap sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan yang diinginkan.
  3. Laissezfaire, pemimpin yang bertipe demikian, segera setelah tujuan diterangkan pada bawahannya, untuk menyerahkan sepenuhnya pada para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak terlampau turut campur tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu tergantung pada inisiatif dan prakarsa dari para bawahannya, sehingga dengan demikian dianggap cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya bekerja bebas tanpa kekangan.
Berdasarkan dari pendapat tersebut di atas, bahwa pada kenyataannya tipe kepemimpinan yang otokratis, demokratis, dan laissezfaire, banyak diterapkan oleh para pemimpinnya di dalam berbagai macam organisasi, yang salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Dengan melihat hal tersebut, maka pemimpin di bidang pendidikan diharapkan memiliki tipe kepemimpinan yang sesuai dengan harapan atau tujuan, baik itu harapan dari bawahan, atau dari atasan yang lebih tinggi, posisinya, yang pada akhirnya gaya atau tipe kepemimpinan yang dipakai oleh para pemimpin, terutama dalam bidang pendidikan benar-benar mencerminkan sebagai seorang pemimpinan yang profesional.

Wassalamu'alaikum....
Sumber :
Maman Ukas. 1999. Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi. Bandung : Ossa Promo.

Friday, November 09, 2012

Aktivitas Belajar Matematika

Assalamu'alaikum ....
Mayasa©. Melanjutkan pembahasan mengenai Matematika, jika sebelumnya saya sudah menguraian mengenai pengertian Matematika, hakikat Matematika, komunikasi Matematika dan indikator komunikasi Matematika. Maka kali ini saya akan menguraikan aktivitas belajar Matematika.
keaktifan belajar, aktivitas belajar, belajar aktif
Aktivitas Belajar
Seperti yang kita tahu bahwa umumnya dalam kegiatan belajar mengajar siswa diposisikan sebagai pendengar ceramah guru, sehingga proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa kurang bersemangat. Sikap siswa yang pasif tidak hanya pada mata pelajaran tertentu tetapi hampir terjadi pada semua mata pelajaran termasuk matematika. Padahal keaktifan siswa dalam mengkuti kegatan belajar mengajar mempunyai banyak manfaat bagi siswa.

A. Konsep Aktivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2004: 17), aktivitas diartikan keaktifan, kegiatan, kesibukan. Kata aktivitas berasal dari Bahasa Inggris dari kata activity yang berarti kegiatan. Di dalam belajar diperlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat yaitu berbuat untuk mengubah tingkah laku.Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggungjawab terhadap tugas yang diberikan.

Trinandita (1984) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan iteraksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing – masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.


Pendidikan modern lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunakan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.


B. Konsep Aktivitas Belajar Matematika
Paul B. Diedirich (Rohani, 2004: 9) setelah mengadakan penyelidikan, menyimpulkan terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain:
  1. Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya.
  2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
  3. Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya.
  4. Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin, dan sebagainya.
  5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya.
  6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
  7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
  8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Aktivitas – aktivitas tersebut tidak terpisah satu sama lain. Misalnya dalam aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan tertentu, dan seterusnya. Sehingga pada setiap pelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan.

Dalam proses belajar mengajar matematika, guru harus dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika dalam berfikir maupun bertindak. Dengan aktivitas belajar matematika yang menyenangkan, kemungkinan pelajaran matematika akan lebih berkesan dan dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, misalnya bertanya, mengerjakan tugas, presentasi, dan sebagainya.

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika memiliki manfaat tertentu, antara lain: 1) siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri, 2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa, 3) memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan para siswa yang pada gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok, 4) memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang demokratis dan kekeluargaan, 5) pembelajaran dilaksanakan secara realistik dan konkrit, sehingga mengembangkan pemahaman.

Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika sendiri dapat disebabkan oleh media pembelajaran yang minim di dalam suatu kelas. Tidak adanya media pembelajaran yang menarik, seperti komputer, LCD juga akan berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Di dalam kelas, guru menerangkan hanya memakai papan tulis saja sehingga siswa difungsikan untuk melihat dan mendengarkan ceramah guru, berakibat siswa tersebut akan bosan serta tidak adanya aktivitas siswa yang menyenangkan di dalam kelas.

Jadi mari kita aktifkan siswa terutama dalam pelajaran Matematika yang notabene menjadi momok bagi siswa. Sehingga kedepan Matematika tidak lagi dipandang sebagai mata pelajaran yang menakutkan.

Wassalamu'alaikum...

Sumber :
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Monday, November 05, 2012

Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Index card match merupakan salah satu strategi pembelajaran yang saya sukai. Saat PPL saya juga pernah menerapkan index card match. Namun ada yang mengatakan index card match sebagai Make a Match. Terlepas dari itu semua, kali ini saya ingin mengajak anda untuk lebih jauh mengenal Index Card Match dan bagaimana pelaksanaannya dikelas.
index card match, make a match, pembelajaran aktif
Index card match

a. Hakikat Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur – unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Sedangkan material meliputi buku – buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, komputer. Prosedur meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya (Hamalik: 2007: 57).

Pembelajaran atau pengajaran menurut Daeng (Uno, 2006: 134 – 135) adalah upaya untuk membelajarkan siswa secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.

Siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajara yang diinginkan. Oleh karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada ”Bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada ”Apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran lebih menekankan pada bagaiman cara agar tujuan dapat tercapai (Uno, 2006: 135).

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar lebih baik. Proses pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa dengan mengembangkan metode yang tepat untuk mencapai hal pembelajaran yang diinginkan.

b. Konsep Strategi Pembelajaran Aktif Index Card Match
Menurut Zaini (2008: 32) menjelaskan bahwa index card match atau mencari pasangan adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun dapat diajarkan dengan strategi ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

Adapun langkah–langkah pembelajaran index card match, yaitu:
  1. Membuat potongan – potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.
  2. Bagi jumlah kertas – kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.
  3. Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.
  4. Pada separuh kertas lain, tulis jawaban dari pertanyaan – pertanyaan yang telah dibuat tadi.
  5. Kocoklah semua kartu sehingga akan tercampur antara kartu soal dan kartu jawaban.
  6. Beri setiap siswa satu kertas atau kartu. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang akan dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.
  7. Minta siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberi materi yang mereka dapatkan kepada teman lain.
  8. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kertas kepada teman – teman yang lain. Selanjutya soal tersebut dijawab oleh pasangan – pasangan yang lain.
  9. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.
Tentunya sebagai strategi pembelajaran aktif, index card match juga mempunyai kelebihan. Kelebihan index card match antara lain:
  1. Siswa menerima satu kartu soal atau jawaban, namun melalui presentasi antar pasangan, siswa dapat mempelajari topik/konsep lainnya.
  2. Terjadi proses diskusi dan presentasi sehingga dapat lebih menguatkan konsep/topik yang hendak direview maupun topik baru yang baru dipelajari.
Adapun kelemahan index card match menurut saya adalah pengondisian siswa yang cukup sulit sebab begitu siswa diminta mencari pasangan dengan serta merta suasana akan menjadi hiruk pikuk. Jadi perlu usaha ekstra untuk mengondisikan siswa kembali.

Namun yang pasti, siswa akan merasa senang dan gembira dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Selain itu, dengan mempresentasikan soal dan jawabannya mereka akan terlatih berbicara dimuka umum.

Wassalamu'alaikum....

Sumber :
  1. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
  2. Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
  3. Zaini, Hisyam. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD-UIN Yogyakarta

Sunday, November 04, 2012

Modifikasi Jupiter Z1

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Kemunculan yamaha Jupiter Z1 beberapa waktu lalu cukup menghebohkan khalayak. Melanjutkan desain sporty yang beberapa tahun ini menjadi senjata pabrikan berlogo garputala tersebut untuk merebut pangsa pasar.

Namun desain yang sangat sporty tersebut ternyata masih belum dirasa memuaskan bagi beberapa pihak, nah demi mendapat desain yang sesuai keinginan maka para rider itupun berusaha memodifikasi Jupiter Z1 tersebut yang nota bene masih berumur jagung alias masih fresh from the oven.

Akhirnya saya menemukan hasil modifikasi motor tersebut sehingga aura sporty-nya semakin keluar. Seperti yang dilansir motorplus, maka kali ini akan saya tampilkan penampakan Jupiter Z1 yang telah dimodifikasi tersebut.

So, let's check it out bro...











Yang biru memang lebih frontal dan ekstrem dalam modifikasinya, namun yang putih juga tidak kalah keren untuk dicoba.

Sayang kelengkapan seperti spion dan lampu tidak terpasang semua, sehingga sepertinya tidak layak dikendarai dijalan raya kalau tidak ingin berurusan dengan mr. polis...

Rasanya harus nabung dulu neh, buat nge-modif tunggangan hehe....

Wassalamu'alaikum....

Pict : Motorplus-online dan tmcblog...

Saturday, November 03, 2012

Metode Pemecahan Masalah Sistematis (Systematic Approach to Problem Solving)

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru merupakan penentu dalam proses belajar mengajar. Apabila metode yang digunakan tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka pembelajaran akan menjadi menarik dan dapat memotivasi siswa untuk membangkitkan minat terhadap pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, apabila suatu metode yang digunakan tersebut kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, maka proses belajar mengajar tidak akan menarik dan membuat siswa bosan sehingga minat terhadap pelajaran tersebut menjadi rendah.
systematic problem solving, pemecaan masalah, bimbingan guru
Bimbingan Guru dalam kelas
Salah satu langkah dalam mengatasi kesulitan siswa adalah melalui penerapan metode pemecahan masalah sistematis. Melalui metode ini siswa akan dilatih untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara sistematis yaitu melalui beberapa tahap pemecahan masalah. Dengan metode tersebut, siswa diajarkan untuk memecahkan masalahnya secara mandiri dengan bimbingan dari guru. Siswa juga dapat berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya. Dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa dibiasakan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

a. Pengertian Pemecahan Masalah Sistematis
Pemecahan masalah sistematis (Systematic Approach to Problem Solving) adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah sistematis terdiri atas empat tahap berikut :
  1. Memahami masalahnya
  2. Membuat rencana penyelesaian
  3. Melaksanakan rencana penyelesaian
  4. Memeriksa kembali, mengecek kembali
Penggunaan pemecahan masalah sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah dilengkapi dengan Key Relation Chart (KR Chart), yaitu lembaran yang berisi catatan tentang persamaan, rumus, dan hukum dari materi yang dipelajari. KR Chart digunakan untuk memudahkan mengingat dan memunculkan kembali hubungan yang diperlukan untuk menyelesaikan latihan soal yang sedang dihadapi.

b. Tahapan Pemecahan Masalah Sistematis
Secara umum pemecahan masalah sistematis terdiri dari empat fase utama, yaitu analisis soal, perencanaan proses penyelesaian soal, operasi perhitungan, dan pengecekan jawaban serta interpretasi hasil. Secara garis besar pemecahan masalah sistematis dapat dilihat pada gambar berikut :
Systematic Problem Solving, Problem Solving
Systematic Problem Solving
Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Analisis Soal
    1. Tujuan :
      Memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang data yang diketahui dan besaran yang tidak diketahui (ditanyakan).
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa secara bertahap untuk melakukan analisis soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Membaca seluruh soal yang diberikan secara seksama.
      • Mentransformasi soal ke bentuk skema yang menggambarkan situasi soal.
      • Menulis besaran yang ditanyakan.
      • Memperkirakan jawaban (tanda, besaran, dan dimensi).
  2. Transformasi Soal
    1. Tujuan :
      Mengubah soal ke bentuk standar.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan transformasi soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mengecek apakah soalnya sudah berbentuk standar? Jika ya lanjutkan ke fase 3, jika tidak ikuti langkah selanjutnya.
      • Menulis rumus/ hubungan antar besaran yang akan digunakan.
      • Mengubah soal ke bentuk standar.
  3. Operasi Perhitungan
    1. Tujuan :
      Memperoleh jawaban soal.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan operasi hitungan.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mensubstitusikan data yang diketahui ke dalam bentuk standar yang telah diperoleh, kemudian melakukan perhitungan.
      • Mengecek apakah tanda dan satuan sudah sesuai.
  4. Pengecekan dan Interpretasi
    1. Tujuan :
      Mengecek apakah soal sudah diselesaikan dengan benar dan lengkap.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan pengecekan terhadap hasil penyelesaian soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mengecek jawaban dengan cara membandingkan dengan perkiraan jawaban yang dibuat pada fase 1.
      • Mengecek apakah jawaban sudah sesuai dengan yang ditanyakan.
      • Menelusuri kesalahan-kesalahan apa yang telah dilakukan. 
Itulah sedikit uraian tentang metode pemecaan masalah sistematis. Selanjutnya akan kita bahas mengenai tehnik yang efektif untuk memecahkan masalah secara bertingkat pada postingan yang lain.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa dalam memecakan masalah kita perlu menentukan strategi dan langkah yang sistematis sehingga permasalahan menjadi mudah untuk diuraikan dan dipecahkan.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum...

Sumber :
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara

    Friday, November 02, 2012

    Teori–Teori Psikologi tentang Pembelajaran

    teori belajar, teori psikologi belajar
    Teori Psikologi Belajar
    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Beberapa aliran – aliran psikologi sangat dominan mempergaruhi proses pembelajaran, seperti Teori behaviorisme, humanistivisme, konstruktivisme.

    1. Teori Belajar Behaviorisme
    Behaviorisme salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan , bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Teori ini menekankan pada tingkah laku manusia. Teori kaum behaviorisme lebih dikenal dengan nama teori belajar,karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
    Tokoh tokoh besar pada aliran behaviorisme, yaitu :
    1. Thorndike (1874-1949) menyatakan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Hasil temuan penelitian Thorndike dikenal dengan Trial dan Error, yaitu adanya aktivitas, ada respon, terhadap berbagai situasi, ada eliminasi terhadap respon yang salah, adanya kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Hukum belajar yaitu low of effect, artinya bahwa jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – respons akan semakin kuat.sebaliknya , semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara stimulus-respon.
    2. Skinner (1904-1990) melakukan eksperimen terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum belajar, diantaranya :
      1. Law of operant conditing yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
      2. Law of operant extinction yaitu jika timbul perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. Yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan.
    3. Ivan Petrovich Pavlop (1849-1936) mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimuus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar.
    2. Teori Belajar Humanistik
    Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikonalistik Freud.
    Tokoh – tokoh teori ini :
    1. Abraham Maslow
      Mengemukakan bahwa individu berprilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Menurut Maslow , manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, yaitu :
      1. Kebutuhan fisiologis/dasar
      2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
      3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
      4. Kebutuhan untuk di hargai
      5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
    2. Arthur Combs
      Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan dengan mereka.
      Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkaran besar (2) adalah persepsi dunia.
    3. Carl Rogers
      Merupakan seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist)
      Dalam proses pembelajaran ,penting bagi guru untuk memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu :
      1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak artinya.
      2. Siswa akan memperlajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
      3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
      4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
    3. Teori Belajar Konstruktivisme
    Merupakan teori perkembangan mental Piaget. Teori ini menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.
    1. Piaget menyatakan perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : 1. Sensory motor; 2. Pre operasional; 3. Concrete oprational dan 4. Formal operational.
    2. Lev Vygotsky mengembangkan konsep Zone of Proximal Development. Peserta didik memiliki dua tingkat perkembangan yang berbeda ; tingkat pertama adalah perkembangan aktual dan perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual adalah menentukan fungsi intelektual individu saat ini dan kemampuannya untuk memperlajari sendiri hal tertentu, sedangkan tingkat kedua perkembangan potensial yaitu tingkat yang dicapai oleh individu karena bantuan orang lain ,seperti guru, orang tua dan teman yang lebih maju.
    Teori-teori tersebut membimbing kita dalam menyelami aspek psikologis siswa sehingga kita mampu memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mereka dapat meraih prestasi yang terbaik.

    Terima kasih. Wassalamu'alaikum...

    Thursday, November 01, 2012

    Strategi Genius Learning

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa artikel pada blog ini yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berasal dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari catatan dan materi kuliah, dari makalah atau tugas selama kuliah maupun kajian teori dari skripsi yang disusun oleh teman-teman saya. Khusus untuk artikel yang bersumber dari kajian teori, mohon maaf sebab sebagian tidak saya cantumkan penyusunnya. Selain itu, perlu anda ketahui bahwa kajian teori tersebut tidak serta merta saya copas, namun tetap melewati proses editing.

    Kali inipun saya akan kembali mengulas sebuah strategi pembelajaran. Strategi ini digunakan oleh mbak Apriliana Triastuti dalam menyusun skripsinya. So, terima kasih banyak mbak April, dan semoga bermanfaat.

    Genius Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metagoknisi, gaya belajar, multiple intelligence atau kerdasan jamak, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainya.
    genius learning, strategi genius learning
    How to learn fast and fun

    Dasar genius learning adalah metode accelerated learning atau cara belajar cepat. Di luar negeri metode ini dikenal dengan beragam nama, seperti accelerated Learning, quantum learning, quantum teaching, super learning, efficient and effective learning. Strategi genius learning disusun berdasarkan hasil riset mutahir mengenai berbagai disiplin ilmu, terutama cara kerja otak dan memori yang menekankan satu prinsip utama dalam proses pembelajarannya.

    Langkah- langkah strategi genius learning dalam belajar dengan benar, efesien dan efektif atau sering disebut lingkaran sukses genius learning dalam belajar dengan benar, efisien dan efektif yaitu:

    1) Suasana Kondusif
    Inti dari strategi genius learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Proses ini guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal.

    2) Hubungkan
    Pada tahap ini yaitu menghubungkan antara apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui oleh siswa dan apa yang akan dapat dimanfaatkan oleh siswa dari informasi yang akan dipelajarinya. Memulai setiap proses pembelajaran dengan memastikan bahwa apa yang akan diajarkan pada siswa saat ini selalu dapat dihubungkan dengan apa yang telah diketahui oleh siswa, baik itu melalui pengalaman siswa maupun melalui proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, dan hubungkan dengan apa yang akan dialami siswa pada masa yang akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa di ciptakan, hasilnya akan semakin baik.

    3) Gambaran Besar
    Untuk lebih membantu penyiapan pemikiran siswa dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi yaitu memberikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari. Menjelaskan bagaimana cara guru akan mengajarkan materi pelajaran dan memberikan kata-kata kuncinya. Tulis atau buat gambaran besar di papan tulis, dari materi pelajaran yang akan kita sampaikan. Kita gunakan gambar atau poster, flowchart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.

    4) Tetapkan Tujuan
    Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dmulai, hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan oleh siswa. Kita tulis hasil yang akan dicapai itu dengan huruf besar dan jelas pada papan tulis sehingga siswa dapat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai. Kita ajarkan kepada siswa cara untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa siswa itu sendiri.

    5) Pemasukan Informasi
    Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar dan menggunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya. Dalam proses pemasukan informasi, guru harus memperhatikan pemilihan kata dan penggunaan kalimat yang tepat dan tidak asal bicara. Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi sensorik, guru harus bisa memutuskan, pada level mana dari perkembangan kognitif dan taksonomi bloom, siswa akan diajak berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis ataukah pada level evaluasi?

    6) Aktivasi
    Proses aktivasi merupakan proses yang membawa siswa kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Dalam model genius learning, pada proses ini menggunakan teori multiple intelligence dari Howrd Gardner untuk mengakses berbagai kecerdasan yang ada pada dalam diri siswa. Pada tahap ini siswa menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang mereka pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Siswa mengintegrasikan apa yang mereka pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang mereka pelajari.

    7) Demonstrasi
    Tahap ini sebenarnya sama dengan proses guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan ujian. Hanya bedanya, dalam lingkaran sukses genius learning, guru langsung menguji pemahaman siswa pada saat itu juga. Ini bertujuan untuk benar-benar mengetahui sampai di mana pemahaman siswa dan sekaligus merupakan saat yang tepat untuk memberikan umpan balik. Demonstrasi meliputi praktek langsung, membuat tes dan mengerti jawabannya, mengajar, mengerti aplikasi pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari. Berikan umpan balik yang bersifat segera, mendidik serta membangun dan dorong siswa untuk melakukan pemikiran lebih lanjut atas proses yang digunakan dalam pembelajaran.

    8) Ulangi dan Jangkarkan
    Lakukan pengulangan dan penjangkaran pada akhir setiap sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Ini bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat dan efektifitas dari proses pembelajaran. Lakukan self tes atau tes yang dilakukan siswa sendiri terhadap pemahamannya. Bisa juga digunakan dengan cara berpasangan dengan rekan siswa lainnya. Intinya adalah ciptakan suasana yang menyenangkan dan bebas dari stress saat anda melakukan tes.

    Yups itulah sedikit uraian tentang Genius learning. Jujur saya belum pernah mencobanya, namun sepertinya strategi ini cukup menarik untuk diterapkan. Sebab dijaman seperti saat ini sangat penting untuk menyiapkan siswa selalu move on terhadap perkembangan jaman. Jadi cocok juga strategi ini diterapkan dalam rangkan menyiapkan siswa yang peka terhadap perubahan, dan mampu berpikir serta bereaksi cepat terhadap perubahan.

    Wassalamu'alaikum....

    Wednesday, October 31, 2012

    7 Kebiasaan yang Memperkaya Hidup

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Hidup yang kita jalani didunia hanya sekali, oleh karena itu sudah sewajarnya jika kita menginginkan hidup yang kaya. Kaya disini bukan hanya dari sisi materi sebab materi tidak akan menemani kita untuk hidup diakherat kelak. Namun kekayaan yang lebih bersifat kekal, kekayaan yang akan membuat hidup kita menjadi lebih bahagia, lebih bermakna baik didunia maupun diakherat.
    bad habits, good habits, kebiasan yang memperkaya hidup
    Nah untuk memperoleh kekayaan itu, kita bisa mengikuti tujuh kebiasaan berikut ini yang saya kutip dari Emotivasi.com. Tujuh kebiasaan tersebut adalah :

    1. Kebiasaan mengucap syukur.
    Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik , tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk.. Ada rahasia besar dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun , telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi diseluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur,namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat , kesehatan, keluarga, sahabat dsb. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.

    2. Kebiasaan berpikir positif.
    Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera kearah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.

    3. Kebiasaan berempati.
    Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain.Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain . Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois , yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati , namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukankepada Anda, dsb.

    4. Kebiasaan mendahulukan yang penting .
    Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

    5. Kebiasaan bertindak.
    Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan , sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan , maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.

    6. Kebiasaan menabur benih.
    Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah , betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.

    7. Kebiasaan hidup jujur.
    Tanpa kejujuran , kita tidak bisa menjadi pribadiyang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendir tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong , kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit 

    Itulah tujuh kebiasaan yang dapat memperkaya hidup kita. Satu nasehat yang pernah saya dengar terkait hidup kita adalah "Jika anda tidak bisa membantu orang lain, minimal jangan sampai anda merepotkan orang lain".
    Terima kasih dan semoga bermanfaat.
    Wassalamu'alaikum...

    sumber :http://www.emotivasi.com/2008/08/10/7-kebiasaan-yang-memperkaya-hidup/

    Tuesday, October 30, 2012

    Kisah 5 Ekor Monyet

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Selamat malam teman-teman semuanya. Kali ini saya kembali akan berbagi kisah yang saya harapkan mampu memotivasi kita dalam menjalani kehidupan ini. Dalam kisah berikut ini, akan digambarkan bagaimana sikap dan sifat yang harus dimiliki dan ditunjukkan oleh seseorang dalam usaha meraih impiannya.
    Tak perlu saya perpanjang lebarkan, langsung saja kita simak cerita selengkapnya.

    Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?

    Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.

    Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.

    Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik?” protes keduanya.

    Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.

    Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …

    Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang diinginkannya…..

    ==================

    Renungan

    Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?

    Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.

    Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-2 ?

    Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya.

    Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan.

    Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.

    Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.

    Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.

    Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?

    Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.

    "Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda". [resensi.net]

    Bagaimana, masih berpikir untuk takut gagal?
    Bahwa gagal adalah akhir dari segalanya?

    Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum...

    Pesan Ibu

    Pesan Ibu, Pesan seorang Ibu, Kisah Motivasi
    Pesan Ibu
    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Mungkin kebanyakan dari kita pernah berpikir bahwa tujuan orang melakukan sesuatu adalah demi mendapat uang belaka. Jadi mereka sanggup melakukan segala cara demi mendapat uang sebanyak-banyaknya.

    Namun kisah berikut ini akan membuka mata kita bahwa tidak selamanya motivasi utama orang bekerja adalah karena uang. Namun karena alasan lain yang luar biasa, yang sangat mulia.

    Suatu hari, tampak seorang pemuda tergesa-gesa memasuki sebuah restoran karena kelaparan sejak pagi belum sarapan. Setelah memesan makanan, seorang anak penjaja kue menghampirinya, "Om, beli kue Om, masih hangat dan enak rasanya!"

    "Tidak Dik, saya mau makan nasi saja," kata si pemuda menolak.

    Sambil tersenyum si anak pun berlalu dan menunggu di luar restoran.

    Melihat si pemuda telah selesai menyantap makanannya, si anak menghampiri lagi dan menyodorkan kuenya. Si pemuda sambil beranjak ke kasir hendak membayar makanan berkata, "Tidak Dik, saya sudah kenyang."

    Sambil terus mengikuti si pemuda, si anak berkata, "Kuenya bisa dibuat oleh-oleh pulang, Om."

    Dompet yang belum sempat dimasukkan ke kantong pun dibukanya kembali. Dikeluarkannya dua lembar ribuan dan ia mengangsurkan ke anak penjual kue. "Saya tidak mau kuenya. Uang ini anggap saja sedekah dari saya."

    Dengan senang hati diterimanya uang itu. Lalu, dia bergegas ke luar restoran, dan memberikan uang pemberian tadi kepada pengemis yang berada di depan restoran.

    Si pemuda memperhatikan dengan seksama. Dia merasa heran dan sedikit tersinggung. Ia langsung menegur, "Hai adik kecil, kenapa uangnya kamu berikan kepada orang lain? Kamu berjualan kan untuk mendapatkan uang. Kenapa setelah uang ada di tanganmu, malah kamu berikan ke si pengemis itu?"

    "Om, saya mohon maaf. Jangan marah ya. Ibu saya mengajarkan kepada saya untuk mendapatkan uang dari usaha berjualan atas jerih payah sendiri, bukan dari mengemis. Kue-kue ini dibuat oleh ibu saya sendiri dan ibu pasti kecewa, marah, dan sedih, jika saya menerima uang dari Om bukan hasil dari menjual kue. Tadi Om bilang, uang sedekah, maka uangnya saya berikan kepada pengemis itu."

    Si pemuda merasa takjub dan menganggukkan kepala tanda mengerti. "Baiklah, berapa banyak kue yang kamu bawa? Saya borong semua untuk oleh-oleh." Si anak pun segera menghitung dengan gembira.

    Sambil menyerahkan uang si pemuda berkata, "Terima kasih Dik, atas pelajaran hari ini. Sampaikan salam saya kepada ibumu."

    Walaupun tidak mengerti tentang pelajaran apa yang dikatakan si pemuda, dengan gembira diterimanya uang itu sambil berucap, "Terima kasih, Om. Ibu saya pasti akan gembira sekali, hasil kerja kerasnya dihargai dan itu sangat berarti bagi kehidupan kami."

    ===================================================

    Ini sebuah ilustrasi tentang sikap perjuangan hidup yang POSITIF dan TERHORMAT. Walaupun mereka miskin harta, tetapi mereka kaya mental! Menyikapi kemiskinan bukan dengan mengemis dan minta belas kasihan dari orang lain. Tapi dengan bekerja keras, jujur, dan membanting tulang.

    Jika setiap manusia mau melatih dan mengembangkan kekayaan mental di dalam menjalani kehidupan ini, lambat atau cepat kekayaan mental yang telah kita miliki itu akan mengkristal menjadi karakter, dan karakter itulah yang akan menjadi embrio dari kesuksesan sejati yang mampu kita ukir dengan gemilang. [andriewongso.com]

    Wassalamu'alaikum...

    Dimana Letak Kebahagiaan?

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Dimana Letak Kebahagiaan-Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, “Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Ini dicari dan diperlukan oleh manusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan pula di tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkan kebahagiaan itu di tempat yang bersih”.
    letak kebahagiaan, kebahagiaan, hati yang bersih

    Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya?

    Malaikat pertama mengusulkan, “Letakan dipuncak gunung yang tinggi”.
    Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju.
    Lalu malaikat kedua berkata, “Letakkan di dasar samudera”.

    Usul itupun kurang disepakati.

    Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi.

    Sejak hari itu kebahagiaan untuk manusia tersimpan rapi di tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari hari ke hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan.

    Kita ingin merasa bahagia. Tapi dimana mencarinya?

    Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari kebahagiaan dengan kerja keras, sebaliknya ada pula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yang mengarang buku, dll.

    Pokoknya semua orang ingin menemukan kebahagiaan. Pernikahan misalnya, selalu dihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berarti belum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia.

    Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan.

    Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga.

    Dimanakah tempatnya?

    Saya menuliskan sepenggal kisah perjalanan hidup saya untuk berbagi rasa dengan teman-teman semua, bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan itu tidaklah mudah. Perlu perjuangan. Ibarat sebuah berlian, dimana untuk mendapatkan kilauan yang cemerlang, harus terus diasah dan ditempa sehingga kemilauan yang dihasilkan terpancar dari dalamnya.

    Begitu juga hidup ini. Kita harus rendah hati.

    Seringkali kita merasa minder dengan keberadaan diri kita.

    Sering kali kita berkata, ach… gue mah belum jadi orang.

    Tinggal aja masih ama ortu, ngontrak, PMI dll.
    Kita harus ingat, bahwa yang menentukan masa depan kita adalah Tuhan.

    Dan kita harus menyadari bahwa jalan Tuhan bukan jalan kita.

    Tuhan akan membuat semuanya INDAH pada waktunya.
    Jika menurut buku ada 7 faktor (mental, spiritual, pribadi, keluarga, karir, keuangan dan fisik) yang menentukan sukses seseorang, mengapa tidak kita coba untuk mencapainya semua itu?
    Setelah kita mencapainya, bagaimana kita membuat ke-7 faktor tersebut menjadi seimbang?

    Yang penting disini adalah hikmat.
    Barangsiapa yang bijaksana dapat mencapai kebahagiaan dan kesuksesan di dalam hidup ini.

    Oh ya…, dimanakah para malaikat menyimpan kebahagiaan itu?
    DI HATI YANG BERSIH. [Emotivasi]

    Wassalamu'alaikum...