English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, October 21, 2012

Langkah Pembelajaran STAD

Keaktifan Siswa [STAD]
Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Seperti yang telah saya sampaikan pada artikel yang lalu bahwa akan saya lengkapi pembahasan mengenai metode pembelajaran STAD. Setelah pada artikel yang lalu telah sedikit saya uraikan pengertian serta kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran STAD. Maka kali ini akan kita lanjutkan pembahasan metode pembelajaran STAD dengan membahas langkah-langkah pembelajaran metode STAD tersebut.

Menurut Maidiyah (1998:7-13) langkah-langkah pembelajaran metode STAD adalah sebagai berikut:
  1. Persiapan STAD
    1. Materi
      Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi) yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar kegiatan tersebut.
    2. Menetapkan siswa dalam kelompok
      Kelompok siswa merupakan bentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya. Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Madiyah, 1998:7-8):
      1. Merangking siswa
        Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah skor tes.
      2. Menentukan jumlah kelompok
        Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat, misalnya 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan dibentuk.
      3. Membagi siswa dalam kelompok
        Dalam melakukan hal ini, seimbangkan kelompok-kelompok yang dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah, sedang hingga hasil belajrnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan demikian tingkat hasil belajar rata-rata semua kelompok dalam kelas kurang lebih sama.
      4. Mengisi lembar rangkuman kelompok
        Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk pembelajaran kooperatif metode STAD).
    3. Menentukan Skor Awal
      Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes paling akhir yang dimiliki oleh siswa. Selain itu, skor awal dapat diambil dari nilai rapor siswa pada semester sebelumnya.
    4. Kerja sama kelompok
      Sebelum memulai pembelajaran kooperatif, sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
    5. Jadwal Aktivitas
      STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan kelompok dan laporan berkala kelas.
  2. Mengajar
    Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok, dan kuis.
    Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
    1. Pendahuluan
      1. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari, dan sebagainya.
      2. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada pembelajaran.
    2. Pengembangan
      1. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.
      2. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
      3. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan.
      4. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.
      5. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
    3. Praktek terkendali
      1. Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru.
      2. Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan atau soal-soal yang diajukan.
      3. Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
  3. Kegiatan Kelompok
    1. Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok, yaitu:
      1. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar kegiatan yang diberikan oleh guru.
      2. Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai pelajaran.
      3. Mintailah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi sebelum meminta bantuan kepada guru.
      4. Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
    2. Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang dilakukan guru adalah:
      1. Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya.
      2. Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar jawabannya.
      3. Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang dipelajari. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman yang belum memahami, teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan.
      4. Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
    3. Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
  4. Kuis atau Tes
    Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual. Setiap siswa menerima satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan disumbangkan sebagai skor kelompok.
  5. Penghargaan Kelompok
    1. Menghitung skor individu dan kelompok
      Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu. Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
    2. Menghargai hasil belajar kelompok
      Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok, guru mengemukakan kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
  6. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
    Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa.
Selain pendapat tersebut ada pendapat lain mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran STAD. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) adalah sebagai berikut:
  1. Para siswa di dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
  2. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab dan diskusi antar sesama anggota tim.
  3. Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
  4. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu (Sugiyanto, 2008: 43).
Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) diatas dapat dipahami bahwa metode pembelajaran ini menenutut adanya keaktifan siswa.

Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26) disebutkan bahwa aktivitas artinya ”kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik, merupakan suatu aktifitas.

Sedangkan menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar (http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ 02/06/2010).

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri seperti: sering bertanya pada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.

Seorang pakar pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa “hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa”.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, di mana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah pembelajaran metode STAD meliputi pembentukan kelompok (sebisa mungkin kelompok yang heterogen), pemberdayaan kelompok dengan mengerjakan tugas kelompok, serta pemberian penghargaan kelompok bagi yang berprestasi. 

Wassalamu'alaikum...

Sumber :
  • Defri, Ahmad. 2010. Aktifitas Belajar. (http://id.shvoong.com/social-sciences/1961162-aktifitas-belajar/ 02/06/ 2010)
  • Maidiyah, E. 1998. Pembelajaran Kooperatif Pada Topik Pecahan di SD (Dalam Upaya-upaya Meningkatkan Peran Pendidikan Matematika Dalam Menghadapi Era Globalisasi: Perspektif Pembelajaran Alternatif Kompetitif) Laporan Seminar Nasional Pendidikan Matematika 4 April 1998. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.
  • Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13. Universitas Negeri Sebelas Maret.

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....