English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Wednesday, May 09, 2012

Hakikat Keaktifan Belajar

Assalamu'alaikum...
keaktifan belajar
Mayasa©. Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang berupa nilai atau dapat ditentukan dengan melihat keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Keaktifan disini tentunya bukan sekedar aktif atau ramai, namun keaktifan yang berkualitas, ditandai dengan banyaknya respon dari siswa, banyaknya pertanyaan atau jawaban seputar materi yangdipelajari atau ide-ide yang mungkin muncul berhubungan dengan konsep materi yang dipelajari.

Nah, bicara tentang keaktifan, kali ini saya ingin menguraikan sedikit mengenai keaktifan belajar siswa, yang meliputi pengertian keaktifan, faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar dan indikator keaktifan belajar siswa.
Selamat menyimak...
  1. Keaktifan
    1. Pengertian Keaktifan
      Menurut Sriyono, dkk. (1992 : 75) Keaktifan adalah pada saat guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani.
      Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi :
      1. Keaktifan indera :
        Murid harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
      2. Keaktifan akal :
        Akal anak-anak aktif atau diaktifkan untuk memecahkan masalah.
      3. Kektifan ingatan :
        Pada waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan pengajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya dalam otak.
      4. Keaktifan emosi :
        Anak hendaklah senantiasa mencintai pelajarannya.

    2. Tinjauan Asas Keaktifan
      1. Berdasarkan pengalaman, siswa akan dapat membentuk pengertian dan pendapat, mengambil keputusan, bersikap tepat dan memiliki ketrampilan belajar, bekerja dan sebagainya.
      2. Segi pengamatan, diantara indera yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan adalah pendengaran dan penglihatan.
      3. Segi berfikir, dimaklumi bahwa seluruh tugas dan kegiatan sekolah memerlukan pemikiran. Maka dari itu semua pengajaran harus membentuk pikiran anak. Pendengaran, penglihatan dan akal harus selalu diusahakan aktif.
      4. Segi kejiwaan, gerakan-gerakan yang dilakukan anak adalah sesuai dengan keadaan dan nalurinya . dengan demikian ia dapat menggunakan alat inderanya dengan baik. Dalam situasi belajar, ia akan lebih menerima dan menguasai bahan jika ia aktif jasmaniah maupun rohaniah.

    3. Cara untuk melaksanakan asas keaktifan
      Ada beberapa cara yang yang bisa dilakukan untuk mengaktifkan siswa dalam mengikuti pembelajaran, misalnya dengan meminta siswa menjawab pertanyaan atau meminta siswa membuat pertanyaan dan menjawab sendiri tidak kecil artinya dalam interaksi belajar mengajar. Selain itu dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa setiap kali mengajar lebih baik daripada sekedar memberi pelajaran lisan saja. Sebab, hal tersebut akan mendorong siswa memecahkan masalah dan mendorong guru lebih kreatif dan berinisiatif (Sriyono, 1992: 77-78).

  2. Belajar
    1. Pengertian Belajar
      Ada beberapa definisi tentang belajar, antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
      1. Cronbach memberikan definisi: Learning is shown by a change in behavior as result of experience.
      2. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.
      3. Geoch, mengatakan: Learning is a change in performance as a result of practice. (Sardiman A.M, 2007: 20)
      Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.

      Sedangkan Hilgard mengatakan bahwa : Learning is the process by which an activity originates or is changed through responding to a situation, provided the changes can not be attributed to growth or the temporary state of the organism as in fatique or under drugs. Jika diartikan, kurang lebih : Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut tidak disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan (I. L. Pasaribu, 1983:59).

      Belajar menurut pandangan Piaget, bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang. Belajar pengetahuan meliputi tiga fase. Fase-fase itu adalah fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep (Dimyati, 1999: 13-14).

      Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap interaksinya dengan lingkungan.

    2. Faktor-faktor Belajar
    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
      1. Faktor-faktor intern
        1. Faktor jasmaniah (meliputi kesehatan dan cacat tubuh).
        2. Faktor Psikologis (meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan).
        3. Faktor Kelelahan (meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani/psikis).
      2. Faktor-faktor ekstern
        1. Faktor Keluarga (meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga dan pengertian orang tua).
        2. Faktor Sekolah (meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).
        3. Faktor masyarakat (meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat) (Slameto , 2003:54-60).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar adalah partisipasi siswa baik secara jasmani maupun rohani dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Keaktifan belajar sangat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa, sebab siswa yang aktif akan mampu menangkap materi yang diajarkan dengan lebih optimal.

Wassalamu'alaikum...

Daftar Pustaka :

  1. Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Sardiman, AM, 2007. Interaksi dan Motivasi belajar mengajar. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
  3. Slameto. 2003. Belajar dan faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.
  4. Sriyono. 1992. Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : PT Rineka Cipta.

2 comments:

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....