English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, October 28, 2012

Metode Permainan

metode bermain, metode permainan, bermain sambil belajar
Dunia Anak-Dunia Bermain
Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan menurut istilah, metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah : cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Syaiful Bahri, 2002 : 23).
Menurut Wiradi (dalam Carapedia) metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang tersusun secara sistematis (urutannya logis).
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa metode adalah Metode adalah cara yang sudah disusun dan dilakukan dengan sistematis guna mencapai tujuan yang hendak dicapai.

Bermain (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.

Jean Piaget (1962), mengemukakan tahapan bermain sebagai berikut :
  1. Sensory Motor Play (± ¾ bulan – ½ tahun)
    Bermain dimulai pada periode perkembangan kognitif sensori motor, sebelum usia 3-4 bulan, gerakan atau kegiatan anak belum dapat dikatagorikan sebagai bermain. Sejak usia 3-4 bulan, kegiatan anak lebih terkoordinasi dan dari pengalamannya anak belajar bahwa dengan menarik mainan yang bergantung diatas tempat tidurnya.
  2. Symbolic atau Make Believe Play (± 2-7 tahun)Symbolic atau Make Believe Play merupakan ciri periode pra operasional yang terjadi antara usia 2-7 tahun yang ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya.
  3. Social Play Games with Rules (± 8 tahun-11 tahun)
    Dalam bermain tahap yang tertinggi, penggunaan simbol lebih banyak diwarnai oleh nalar, logika yang bersifat obyektif, sejak usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatan games with rules. Kegiatan anak lebih banyak lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan.
  4. Games with Rules & Sport (± 11 tahun ke atas)
    Kegiatan bermain lain yang memiliki aturan adalah olahraga. Kegiatan bermain ini masih menyenangkan dan dinikmati anak-anak, meskipun aturannya jauh lebih ketat dan diberlakukan secara kaku dibandingkan dengan permainan yang tergolong games seperti kartu atau kasti. Anak senang melakukannya berulang-ulang dan terpacu untuk mencapai prestasi sebaik-baiknya.
Bila dikaji, tahapan perkembangan bermain yang ditemukan oleh Piaget maka akan terlihat bahwa bermain yang tadinya dilakukan sekedar demi kesenangan maka lambat laun mengalami pergeseran. Bukan hanya rasa senang saja yang menjadi tujuan, tetapi ada suatu hasil akhir tertentu seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.
Bermain secara garis besar dapat dibagi ke dalam dua kategori yaitu :
  1. Bermain Aktif, dalam bermain aktif kesenangan timbul dari apa yang dilakukan individu.
  2. Bermain Pasif (hiburan), dalam bermain pasif (hiburan) kesenangan diperoleh dari kegiatan orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi.
Langkah–langkah metode permainan aktif pada aritmatika sosial adalah sebagai berikut :
  1. Menyiapkan media barang bekas dengan ditempelkan harga setiap barangnya juga uang.
  2. Merancang kelas untuk dibuat kelompok pasar.
  3. Bagi siswa dalam beberapa kelompok (1 kelompok ± 6 siswa).
  4. Setiap kelompok terdiri dari penjual dan pembeli.
  5. Setiap penjual dan pembeli diberi modal uang untuk melakukan transaksi jual beli.
  6. Setiap kelompok menempatkan diri di pasar yang telah dirancang.
  7. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk melakukan transaksi jual beli. Setiap penjual dan pembeli mencatat setiap transaksi yang dilakukan.
  8. Siswa diminta menghitung hasil yang diperoleh dari transaksi yang telah dilakukan.
  9. Siswa diminta mempresentasikan hasil perhitungannya di depan kelas.
  10. Guru bersama siswa mengevaluasi hasil perhitungan yang dipresentasikan. 
Menurut saya metode permainan sesuai dengan usia dan karakteristik siswa terutama siswa SD dimana dunia mereka masih senang dengan hal-hal yang berbau permainan. Jadi saya rekomendasikan metode permainan untuk diterapkan dalam pembelajaran kita. Sebab dengan bermain anak akan menjadi senang dan merasa tidak terbebani untuk belajar. Sehingga diharapkan hasil belajar yang dicapai juga optimal dan menyenangkan.

Wassalamu'alaikum...

Sumber :
  • http://carapedia.com/pengertian_definisi_metode_menurut_para_ahli_info497.html
  • Sayful Bahri Djamarah. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....