Pict: Sumbergambar.com |
Mayasa©. Banyak metode pembelajaran yang telah saya uraikan disini. Namun seperti pepatah "tidak ada gading yang tak retak" sehingga kita perlu untuk menambah perbandaharaan kita dengan mempelajari metode-metode yang lain. Sehingga jika satu metode yang kita gunakan dirasa belum efektif dapat kita coba dengan metode yang lain.
Kali ini saya ingin menguraikan sedikit tentang metode TPS atau [Think-Pair-Share].
Jika anda ingin mengetahui apa pengertian TPS dan bagaimana langkah pembelajarannya, silahkan anda baca sampai tuntas.
A. Pengertian Think-Pair-Share [TPS]
Menurut Slavin (2008: 257) metode pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode yang sederhana tetapi sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh Lyman dari Universitas Maryland. Metode ini menempatkan pendidikan sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi informasi. Pembelajaran Think-Pair-Share termasuk dalam strategi pembelajaran kooperatif.
Nurhadi (2005: 119-120) menjelaskan bahwa Think-Pair-Share menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki agar siswa kerja sama, saling melengkapi dan saling bergantung dalam kelompok kecil secara kooperatif.
Sedangakan Lie (2008: 56) berpendapat bahwa ” teknik bertukar pasangan ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan pada mata pelajaran dan untuk sama tingkat usia anak didik”.
Berdasar pendapat beberapa pakar diatas dapat disimpulkan bahwa metode Think-Pair-Share merupakan metode yang mudah, murah dan sederhana dengan mengelompokkan siswa secara berpasangan yang dapat meningkatkan interaksi siswa, kemandirian, tanggung jawab serta keaktifan siswa dalam belajar. Siswa dilatih untuk aktif dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan berdiskusi dengan teman pasangannya.
B.Tahap Pelaksanaan Think-Pair-Share [TPS]
Metode pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau siswa baru saja selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada topik atau bacaan tersebut dengan serius.
Tahap-tahap dalam pembelajaran Think-Pair-Share menurut Lyman (dalam Nurhadi 2005:120) adalah thinking (berfikir), pairing (berpasangan), dan sharing (berbagi).
- Berfikir (thinking) merupakan tahapan dimana guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pembelajaran, kemudian siswa siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertannyaan atau isu secara mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu menit untuk siswa berfikir mandiri.
- Berpasangan (pairing) merupakan tahapan dimana guru meminta siswa untuk berpasangan sengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi pada tahapini diterapkan dapat menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan khusus telah diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
- Barbagi (sharing) merupakan tahapan dimana guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk terbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan.
Langkah ini disesuaikan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu kepasangan yang lain sehingga guru dapat mengontrol jalannya proses belajar mengajar.
- Guru menympaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
- Siswa diminta untuk berfikir tentang materi atau pemasalahan yang disampaikan guru
- Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (2 orang) dan mengutarakan hasil pemikirannya masing-masing
- Siswa diminta berpasangan lagi dengan teman belakangnya (4 orang) untuk mendiskusikan lagi hasil jawabannya
- Guru memimpin pleno diskusi kecil tersebut, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya
- Berawal dari kegiatan tersebut, guru mengarahkan pembicara pada pokok pembicaraan
Untuk kelebihan dan kekurangan dari Think Pair Share insyaAlloh akan saya bahas dikesempatan lain.
Wassalamu'alaikum...
Sumber :
- Lie, Anita. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.
- Nurhadi. 2003. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.
- Slavin, E. Robert. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Prospect.
0 comments:
Post a Comment
Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....