English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Monday, May 14, 2012

Hakikat Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (CIRC)

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Perlu upaya lebih dari kita sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan pemahaman siswa. Salah satu usaha tersebut dapat kita lakukan dengan mempelajari dan tentunya menerapkan berbagai metode pembelajaran inovatif yang mampu memberdayakan potensi yang dimiliki siswa. Kali ini saya akan menguraikan salah satu metode pembelajaran yang patut dijadikan pilihan dalam pelajaran Bahasa, baik bahasa Indonesia atau bahasa yang lain.
Seperti yang tertulis sebagai judulnya, metode tersebut adalah metode CIRC. Untuk lebih mengenal metode CIRC tersebut, mari kita simak penjelasannya berikut ini...
    penjelasan guru, CIRC, metode Inovatif
  1. Pengertian Metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
  2. Metode CIRC merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar hingga menengah pertama (kelas 2-8). Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan program pembelajaran komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada siswa kelas dasar pada tingkat yang lebih tinggi dan juga pada sekolah menengah (Slavin, 2008: 16). Selain itu, metode pembelajaran CIRC merupakan kurikulum komprehensif yang dirancang untuk digunakan dalam pelajaran membaca pada kelas 2-8 (Slavin, 2008: 11).

    Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) is a school based program that targets reading, writing, and language arts in grades 2 through 6. The three principle program elements are direct instruction in reading comprehension, story-related activities, and integrated language arts/writing instruction. Each student is paired with another student and then assigned to a group of students at the same or different reading level. These learning teams work cooperatively on program-related activities
    . (http://www.howardhealthcounts.org/modules.php, diakses tanggal 26 Januari 2011).

    Sumber di atas kurang lebih mengungkapkan mengenai definisi dari CIRC, bahwa CIRC merupakan program sekolah yang mendasarkan pengajarannya pada membaca, menulis dan seni berbahasa pada tingkat 2-6. CIRC memiliki tiga prinsip dasar, yaitu kemampuan membaca pemahaman, membaca lisan, dan integrasi seni berbahasa/menulis. Setiap siswa berpasangan dengan siswa yang lain kemudian bergabung dalam satu tim yang heterogen.

    CIRC are currently in use, a common method involves forming “learning teams” made up of students (usually four) who are at varying levels of reading proficiency. These students work on different cooperative activities, including creative writing, peer reading, identification of major elements in a story, summarizing of stories and story retelling, and activities geared toward practice of basic reading skills (e.g., spelling, decoding, and vocabulary).
    (Canadian Council on Learning, 2009: 4)

    Sumber diatas dapat diartikan bahwa CIRC yang akhir-akhir ini digunakan, merupakan metode umum yang meliputi pembentukan tim belajar (biasanya empat siswa) pada level kemampuan membaca yang berbeda-beda. Siswa-siswa tersebut bekerja dalam aktivitas kerjasama yang berbeda, termasuk aktivitas penulisan kreatif, membaca dalam kelompok, pengidentifikasian elemen utama dalam cerita, dan penceritaan kembali isi cerita dan aktivitas yang diarahkan menuju praktek kemampuan membaca yang paling dasar (meliputi pelafalan, penerimaan, dan kosakata) (Canadian Council on Learning, 2009:4).

    CIRC, sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pembelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa pada kelas yang lebih tinggi di sekolah dasar (Slavin, 2008:200). Pengembangan CIRC difokuskan pada metode-metode pengajaran, merupakan sebuah usaha untuk menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai sarana memperkenalkan teknik terbaru dalam pengajaran praktis pembelajaran membaca dan menulis. Pendekatan pembelajaran kooperatif menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab dari tiap individu.
    Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan bahwa Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan salah satu jenis metode pembelajaran kooperatif yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis secara komprehensif yang diterapkan pada kelas 2-8 (dari sekolah dasar sampai menengah pertama).

  3. Fokus Utama Metode CIRC
  4. Satu fokus utama dari kegiatan-kegiatan CIRC sebagai cerita dasar adalah membuat penggunaan waktu tindak lanjut menjadi lebih efektif. Para siswa yang bekerja di dalam tim-tim kooperatif dari kegiatan-kegiatan ini, yang dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosakata, pembacaan pesan, dan ejaan. Para siswa termotivasi untuk saling bekerja satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan ini atau rekognisi lainnya yang didasarkan pada pembelajaran seluruh anggota tim (Slavin, 2008:201).

  5. Ciri-ciri Metode CIRC
  6. Di dalam pembelajaran kooperatif terdapat bermacam-macam metode pembelajaran. Salah satunya adalah metode pembelajaran CIRC yang dirancang khusus untuk pembelajaran membaca dan menulis, untuk membedakan metode pembelajaran CIRC dengan metode pembelajaran kooperatif lainnya, berikut disampaikan beberapa ciri-ciri dari CIRC, yaitu: (1) adanya suatu tujuan kelompok; (2) adanya tanggung jawab tiap individu; (3) tidak adanya tugas khusus; (4) tiap anggota dalam satu kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk sukses; (5) dibutuhkan penyesuaian diri tiap anggota kelompok.

  7. Unsur-unsur Metode CIRC
  8. CIRC terdiri dari tiga unsur penting: kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung pelajaran memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin, 2008:204). Setiap siswa bekerja dalam tim-tim yang sifatnya heterogen. Semua kegiatan pembelajaran mengikuti siklus yang melibatkan presentasi dari guru, latihan tim, latihan independen, pra penilaian teman, latihan tambahan, dan tes.
    Unsur utama CIRC terdiri dari: kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita, pemeriksaan oleh pasangan, dan tes (Slavin, 2008:204-208). Pembahasan mengenai unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Kelompok membaca.
      Jika menggunakan kelompok membaca, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari dua atau tiga orang berdasarkan tingkat kemampuan membaca mereka, yang dapat ditentukan oleh guru. Jika tidak, diberikan pengajaran kepada seluruh kelas. 
    2. Tim.
      Siswa dibagi kedalam pasangan (atau trio) dalam kelompok membaca mereka, dan selanjutnya pasangan-pasangan tersebut dibagi kedalam tim yang terdiri dari pasangan-pasangan dari dua kelompok membaca atau tingkat. Misalnya, sebuah tim terdiri dari dua siswa dari kelompok membaca tingkat tinggi dan dua siswa dari kelompok membaca tingkat rendah. Anggota tim menerima poin berdasarkan kinerja indivudal mereka pada semua kuis, karangan, dan buku laporan, dan poin-poin inilah yang membentuk skor tim. 
    3. Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita.
      Siswa menggunakan bahan bacaan dasar atau bisa juga novel. Cerita diperkenalkan dan didiskusikan dalam kelompok membaca yang diarahkan oleh guru. Tahap-tahap kegiatannya meliputi: membaca berpasangan, menulis cerita yang bersangkutan dan tata bahasa cerita, mengucapkan kata-kata dengan keras, makna kata, menceritakan kembali cerita, dan ejaan. 
    4. Pemeriksaan oleh pasangan.
      Jika siswa telah menyelesaikan semua kegiatan ini, pasangan mereka memberikan formulir tugas yang mengindikasikan bahwa mereka telah menyelesaikan dan/atau memenuhi kriteria terhadap tugas tersebut. 
    5. Tes.
      Pada akhir periode kelas, siswa diberikan tes pemahaman terhadap cerita, diminta untuk menuliskan kalimat-kalimat bermakna untuk tiap kosakata, dan diminta membacakan daftar kata-kata dengan keras kepada guru. Pada tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu. Hasil tes dan evaluasi dari menulis cerita yang bersangkutan adalah unsur utama dari skor tim mingguan siswa.
  9. Langkah-langkah Metode CIRC
  10. CIRC sebagai salah satu jenis metode pembelajaran, dalam pelaksanaannya memiliki langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
    Langkah-langkah metode pembelajaran CIRC yang diuraikan oleh Suprijono, terdiri dari: Presentasi, CIRC,
    1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen;
    2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran;
    3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas;
    4. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok;
    5. Guru membuat kesimpulan bersama; dan
    6. Penutup (Agus Suprijono, 2010:130).
Daftar Pustaka :
Agus, Suprijono. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Canadian, Council on Learning. 2009. “Lesson in Learning”. Dalam http://www.ccl-cca.ca/pdfs/LessonsInLearning/09_23_09EN.pdf. diakses pada tanggal 21 April 2011.
http://www.howardhealthcounts.org/modules.php, diakses tanggal 26 Januari 2011
Slavin, Robert. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Special thank's to Mbak Mey n' Mas Ipin.
Wassalamu'alaikum...

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....