English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, April 08, 2012

Make A Match

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Sebenarnya banyak metode, model, mapun strategi pembelajaran yang bisa kita gunakan dalam proses pembelajaran.

Namun terkadang kita enggan untuk menerapkan berbagai metode maupun model pembelajaran tersebut dengan berbagai alasan, seperti : ribet, sulit, membutuhkan alokasi waktu yang lama dan sebagainya. Hal tersebut ada benarnya, namun ada metode pembelajaran yang cukup mudah untuk diterapkan dan menyenangkan untuk dipraktekkan. Sehingga siswa tidak jenuh dengan pembelajaran yang dilakukan.

Metode tersebut adalah Make a Match atau dalam bahasa Indonesia acap disebut dengan "menjodohkan" atau "mencari pasangan". 
Kali ini saya akan menguraikan sedikit mengenai metode Make a Match tersebut dan apa kelebihan serta kekurangannya.
Metode pembelajaran Mencari Pasangan (Make a Mach), adalah metode yang dikembangkan Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia.

1) Konsep Dasar
Menurut Agus Suprijono, (2009:94) metode pembelajaran Make a Match adalah sebuah metode pembelajaran yang menitik beratkan pada permainan, yaitu permainan antara mencari pasangan yang sesuai dengan topik atau bahan yang sedang dipelajarinya, atau mencari pasangan antara pertanyaan dengan jawaban.

2) Yang Perlu Diperhatikan dalam Metode Make a Match
Yang perlu diperhatikan ketika proses pembelajaran berlangsung jika menggunakan metode Make a Match adalah seorang guru harus menyiapkan beberapa kartu-kartu yang berisi materi, pertanyaan, dan jawaban.

3) Tahapan-Tahapan dalam Metode Make a Match
Tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran Make a Match adalah sebagai berikut :
  1. Guru membagi komunitas menjadi 3 kelompok secara heterogen.
  2. Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu-kartu berisi pertanyaan-pertanyaan.
  3. Kelompok ke dua adalah kelompok pembawa kartu-kartu pembawa jawaban-jawaban.
  4. Kelompok ke tiga adalah kelompok penilai.
  5. Atur posisi kelompok-kelompok tersebut berbentuk huruf U.
  6. Upayakan kelompok 1 dan 2 berjajar saling berhadapan.
  7. Jika masing-masing kelompok sudah berada di posisi yang telah ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda agar kelompok pertama maupun kelompok ke dua saling bergerak mencari pasangan yang sesuai.
  8. Guru memberi kesempatan kepada seluruh siswa untuk berdiskusi mencocokan antara pertanyaan dan jawaban.
  9. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban kepada kelompok penilai. Kemudian membaca apakah pasangan pertanyaan-jawaban tersebut cocok.
  10. Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti kelompok.
    Misal : kelompok pertama menjadi penilai, kelompok ke dua pertanyaan, dan kelompok ke tiga jawaban.
Perlu diketahui bahwa tidak semua peserta didik baik yang berperan sebagai pemegang kartu pertanyaan, jawaban, maupun penilai mengetahui dan memahami secara pasti apakah betuk kartu pertanyaan-jawaban yang mereka pasangkan sudah cocok. Demikian halnya dengan peserta didik pemegang kartu penilai, mereka juga belum mengetahui pasti apakah penilaian mereka benar atas pasangan pertanyaan-jawaban.
Berdasarkan kondisi inilah guru memfasilitasi diskusi untuk memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik mengkonfirmasikan hal-hal yang mereka telah lakukan yaitu memasangkan pertanyaan-jawaban dan melaksanakan penilaian.

4.) Keunggulan dan Kelemahan Metode Make a Match
Adapun keunggulan metode Make a Match adalah :
  1. Melatih siswa untuk berfikir kritis dalam waktu cepat.
  2. Make a Match merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada permainan.
  3. Aktifitas pembelajaran siswa meningkat.
  4. Metode pembelajaran Make a Match menyenangkan dan banyak disukai siswa ketika belajar.
  5. Membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

Sedangkan kelemahan dari metode Make a Match adalah :
  1. Metode pembelajaran Make a Match membutuhkan media berupa kartu-kartu yang cukup banyak.
  2. Waktu yang diperlukan dalam persiapan pembelajaran lebih lama.
  3. Tanpa pemahaman, siswa kurang memaknai pembelajarannya.
Sederhana bukan langkah pelaksanaan metode Make a Match dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang inovatif tidak selalu rumit dalam pelaksanaannya, pada kenyataannya metode Make a Match yang sederhanapun dapat meningkatkan keaktifan dan hsil belajar siswa. 

Nah dengan mengetahui berbagai metode pembelajaran yang inovatif diharapkan kualitas pembelajaran menjadi semakin meningkat dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hasil pendidikan di Indonesia (baca : siswa).

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum...

Source :
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....