English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, April 17, 2012

Metode Pembelajaran Invitation Into Inquiry

Assalamu'alaikum...
Metode Pembelajaran Inquiry
Inquiry
Mayasa©. Seperti yang telah saya uraikan, bahwa pembelajaran Inquiry terbagi atas beberapa metode pembelajaran. Diantaranya adalah metode pembelajaran Pictorial riddle, Invitation Into Inquiry, dan Value Clarification Technique. Untuk metode pembelajaran Pictorial Riddle telah saya sampaiakan sebelumnya, jadi kali ini saya ingin sedikit membahas mengenai metode pembelajaran Invitation Into Inquiry yang merupakan salah satu metode pembelajaran yang saya gunakan untuk riset saya selain metode pembelajaran Creative Problem Solving.

Sama seperti riset dari Mbak Nur'aini, saya juga membandingkan dua metode pembelajaran untuk dilihat manakah dari kedua metode tersebut yang lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.
Apa dan bagaimanakah implementasi dari metode pembelajaran Invitation Into Inquiry tersebut, mari kita simak bersama-sama.
  1. Pengertian Invitation Into Inquiry
  2. Inkuiri yang dalam bahasa inggris adalah Inquiry, berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan sebagai proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi. Suryobroto mengutip pendapat Sund dalam Trianto (2007: 135) menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry, atau inquiry merupakan perluasan proses discovery yang digunakan secara lebih mendalam.
    Gulo dalam Trianto (2007: 135) menyatakan bahwa inquiry merupakan rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa unsur-unsur dalam pembelajaran Inkuiri meliputi penggalian informasi dan pengungkapan fakta secara kritis dan logis kemudian informasi tersebut dianalisis secara sistematis untuk mendapat kesimpulan.
    Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang berusaha memberdayakan seluruh kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah dengan analisa yang sistematis sehingga siswa terlatih menggunakan kemampuan berpikir dalam berbagai situasi yang ada.
    Kindsvatter dalam Ristanto (2010:30) membedakan pembelajaran inkuiri menjadi dua macam, yaitu inkuiri terbimbing (guide inquiry) dan inkuiri bebas (free inquiry). Perbedaan itu lebih ditandai dengan seberapa besar campur tangan guru dalam penyelidikan tersebut. Pembelajaran inkuiri bebas, guru berperan sebagai teman belajar. Sedangkan pada inkuiri terbimbing guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mediator, sehingga guru masih mempunyai peran yang besar dalam proses pembelajaran.
    Metode pembelajaran Invitation Into Inquiry merupakan salah satu metode pembelajaran yang termasuk ke dalam inkuiri terbimbing (guide inquiry). Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam metode pembelajaran Invitation Into Inquiry, siswa diundang ke dalam suatu masalah berupa pertanyaan yang telah direncanakan dengan hati-hati, sehingga mengundang siswa untuk terlibat melakukan beberapa kegiatan atau jika mungkin semua kegiatan, seperti merancang eksperimen, merumuskan hipotesis, menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterpretasi data, membuat grafik, menentukan peranan diskusi dan simpulan dalam merencanakan penelitian dan mengenal bagaimana kesalahan eksperimental yang mungkin dapat dikurangi atau diperkecil.
    Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa Invitation Into Inquiry berupaya untuk melatih siswa berpikir secara ilmiah dan sistematis dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

  3. Langkah-langkah Invitation Into Inquiry
  4. Pada metode pembelajaran Invitation Into Inquiry, siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah menggunakan cara-cara yang lazim ditempuh para ilmuwan. Undangan (invitation) diberikan melalui pertanyaan/masalah yang telah direncanakan dengan hati-hati. Guru mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut:
    1. Merumuskan hipotesis
    2. Siswa mengumpulkan informasi, mengidentifikasi dari pertanyaan yang telah disampaikan oleh guru, dan dibantu dengan percobaan-percobaan untuk mendapatkan hipotesis awal dan hipotesis akhir siswa dengan pengetahuan pemahaman yang dimiliki siswa.
    3. Merancang eksperimen
    4. Mengundang suatu permasalahan sehingga siswa dapat mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, dengan menemukan alat dan bahan, menuliskan langkah kerja, menentukan apa yang diamati.
    5. Menentukan sebab-akibat
    6. Melakukan percobaan yang diberikan oleh guru untuk dapat menjelaskan sebab akibat yang terjadi pada percobaan tersebut sehingga siswa dapat mengerti apa yang disampaikan melalui percobaan tersebut sehingga siswa tersebut mengetahui sebab dan akibatnya.
    7. Menginterpretasi data
    8. Guru mengajak siswa melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil-hasil yang diperoleh, sehingga diperoleh data yang sesuai dan dapat dituliskan sebagai data penemuan mereka dan dapat menginterpretasikan secara langsung.
    9. Membuat kesimpulan
      Siswa diminta untuk mencatat informasi yang diperoleh dan menyimpulkan data hasil percobaan dalam bentuk persamaan dari hasil data yang diperoleh. (Nurhasanah, 2009: 10)

    Eggen dan Kauchak dalam Trianto (2007: 141-142) mengemukakan enam tahapan dalam pembelajaran Inquiry. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
    1. Menyajikan pertanyaan atau masalah.
    2. Membuat hipotesis.
    3. Merancang percobaan.
    4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
    5. Mengumpulkan dan menganalisis data.
    6. Membuat kesimpulan.

    Kedua pendapat tersebut tidak mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hanya ada perbedaan istilah pada tiap tahapannya. Dari tahapan yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa peran guru dalam pembelajaran masih cukup dominan, dimana guru terus membimbing siswa dengan berbagai pertanyaan yang bersifat menguji atau meluruskan jawaban siswa.
    Dari uraian tersebut, maka implementasi Invitation Into Inquiry dalam pembelajaran matematika terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
    1. Tahap Awal
    2. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran, guru mengulas kembali materi sebelumnya sebagai prasyarat pada materi saat ini kemudian guru menjelaskan aturan main dalam pelaksanaan metode pembelajaran Invitation Into Inquiry serta memberi motivasi kepada siswa akan pentingnya pembahasan materi melalui pembelajaran Invitation Into Inquiry.
    3. Tahap Inti
    4. Siswa membentuk kelompok kecil untuk melakukan small discussion. Tiap kelompok terdiri atas 5-6 orang. Secara berkelompok, siswa memecahkan permasalahan yang disajikan sesuai dengan petunjuk yang tersedia. Siswa mendapat bimbingan dan arahan dari guru dalam memecahkan permasalahan (peranan guru dalam hal ini menciptakan situasi yang dapat memudahkan munculnya pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming serta menumbuhkan situasi dan kondisi lingkungan yang dihasilkan atas dasar interest siswa). Adapun penekanan dalam pendampingan siswa dalam menyelesaikan permasalahan sebagai berikut:
      1. Penyajian Masalah
        Dalam penyajian masalah, guru dan siswa bertanya jawab tentang masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian seperti apa yang diharapkan.
      2. Merumuskan hipotesis
        Setelah siswa memahami masalah yang disajikan, selanjutnya siswa diminta membuat hipiotesis dengan melakukan curah pendapat, namun prioritas ada pada hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang disajikan.
      3. Merancang percobaan
        Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang dibuat. Guru membimbing siswa dalam mengurutkan langkah-langkah percobaan.
      4. Melakukan percobaan untuk mengumpulkan informasi
        Pada tahap ini, siswa dengan bimbingan guru berusaha mendapatkan informasi melalui percobaan yang dilakukan.
      5. Mengumpulkan dan menganalisis data
        Pada tahap ini, siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul kepada anggota kelompoknya.
      6. Membuat kesimpulan
        Siswa dengan bantuan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
    5. Tahap Penutup
      Lebih lanjut, perwakilan dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas dan peserta lain menanggapinya. Kemudian guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi.

  5. Kelebihan dan kekurangan Inquiry
  6. Dalam (http://shoimprambudi.wordpress.com/2010/10/18/ strategi-pembelajaran-inkuiri/) dikemukakan kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran Inquiry sebagai berikut: Kelebihan Inquiry meliputi:
    1. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
    2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
    3. Sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan.
    4. Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

    Adapun kekurangan inquiry meliputi:
    1. Jika digunakan dalam pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
    2. Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
    3. Memerlukan waktu yang panjang sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
    4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

    Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Inquiry dapat mendorong perkembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa secara optimal. Inquiry juga mampu memfasilitasi anak yang berkemampuan tinggi sehingga tidak terhambat oleh temannya yang berkemampuan kurang juga memfasilitasi siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Sedangkan kekurangan inquiry yaitu memerlukan waktu yang cukup lama, terbentur pada kebiasaan belajar siswa, dan sulit dalam mengontrol hasil belajar yang dicapai siswa.
Metode Pembelajaran Invitation Into Inquiry
Kerja Kelompok bagian dari Inquiry
Metode pembelajaran Invitation Into Inquiry telah saya terapkan dalam mapel Matematika di Kelas V SD dan hasilnya terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan terlihat antusias siswa juga meningkat. Namun yang masih menjadi masalah adalah alokasi waktu yang tentunya lebih lama dibandingkan penerapan metode konvensional. Selain itu, penerapan metode apapun hendaknya senantiasa diiringai penggunaan media pembelajaran yang sesuai sehingga hasil yang dicapai siswa akan lebih optimal.

Demikianlah uraian mengenai metode pembelajaran Invitation Into Inquiry, semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kesalahan/ kekurangan.
Wassalamu'alaikum...

Daftar Pustaka :
  1. Nurhasanah, Yovi. 2010. Penerapan Metode Invitation Into Inquiry Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa. Skripsi FPMIPA, UPI. Bandung : Tidak Diterbitkan.
  2. Prambudi. 2010. Strategi Pembelajaran Inquiry. http://shoimprambudi.wordpress. com/2010/10/18/strategi-pembelajaran-inkuiri/. Diakses tanggal 23 Oktober 2011.
  3. Ristanto, rizhal Hendri. 2010. Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Multimedia dan Lingkungan Riil ditinjau dari Motivasi berprestasi dan Kemampuan Awal. Tesis Program Studi Pendidikan Sains, UNS. Surakarta : tidak diterbitkan.
  4. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....