English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, April 15, 2012

Model Pembelajaran Berbalik atau Reciprocal Teaching

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Dimanapun dan kapan pun di dunia pasti terdapat pendidikan. Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia itu sendiri yaitu untuk membudayakan manusia. Dengan demikian urusan pertama pendidikan adalah manusia. Perbuatan mendidik diarahkan kepada manusia untuk mengembangkan potensi- potensi dasar manusia agar menjadi nyata. 

Menurut Ngalim Purwanto (1995: 104) faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak – anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.


Pembelajaran berbalik merupakan salah satu model pembelajaran yang memilki manfaat agar tujuan tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan peserta didik mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain.
  1. Pengertian Reciprocal Teaching Model
    Reciprocal Teaching
    yang pertama dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar dan Anne Brown merupakan suatu model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap suatu topik, dalam pembelajaran ini guru serta murid memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks), model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi (prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning), dan menjelaskan (clarifing). Polinscar menyatakan:
    “Reciprocal Teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and student regarding segment of text. The dialogue is structured by use of four stretegies: Summarizing, question generating, clrarifying and predicting … “, (Ain Zaelan, 2005: 16)
    Bila diterjemahkan berarti
    Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialog tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi ...”.
    Senada dengan pendapat Polinscar, Arend pun menyatakan Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi kognitif, serta membantu siswa memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan, 2005: 13).

    Arends pun berbicara tentang keefektivan Reciprocal Teaching dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri adalah siswa yang tahu kapan saat yang tepat untuk meringkas atau mengajukan pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah buku atau mendengarkan penyampaian guru, dan siswa memiliki motovasi untuk memantau keberhasilan belajarnya sendiri.


  2. Karakteristik Reciprocal Teaching Model
    Karakteristik dari pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Polinscar dan Brown adalah (1) suatu dialog antara siswa dengan guru dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin diskusi, (2) Reciprocal merupakan suatu interaksi tindakan seseorang untuk merespon orang lain, (3) dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi jawaban (Hadiana Rosida, 2007: 16).

    Yang membedakan model pembelajaran
    Reciprocal Teaching dengan model pembelajaran lain menurut Slavin: “Pembelajaran Reciprocal Teaching menuntut siswa untuk mampu menjelaskan hasil wacana yang dibaca secara mandiri kepada teman-temannya baik dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dimunculkan maupun prediksi-prediksi dari wacana tersebut”.

    Menurut Palinscar dan Brown (1984) setidaknya terdapat empat strategi dasar yang terlibat dalam proses pembelajaran reciprocal yaitu, melakukan klarifikasi, membuat prediksi, bertanya dan membuat kesimpulan. Adapun penjelasan untuk masing-masing strategi adalah sebagai berikut:

    1. Klarifikasi
    2. Dalam suatu aktifitas membaca mungkin saja seorang siswa menganggap pengucapan kata yang benar adalah hal yang terpenting walaupun mereka tidak memahami makna dari kata-kata yang diucapkan tersebut. Siswa diminta untuk mencerna makna dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang tidak familier, apakah meraka dapat memaknai maksud dari suatu paragraf. Secara teknis hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti; “Apa maksud dari kalimat tersebut?” “Kata apa yang dapat menggantikan kata tersebut?” “Kata atau konsep apa yang perlu diklarifikasi dari paragraf ini?
    3. Membuat prediksi
    4. Pada tahap ini pembaca diajak untuk melibatkan pengetahuan yang sudah diperolehnya dahulu untuk digabungkan dengan informasi yang diperoleh dari teks yang dibaca untuk kemudian digunakan dalam mengimajinasikan kemungkinan yang akan terjadi berdasar atas gabungan informasi yang sudah dimilikinya. Setidaknya siswa diharapkan dapat membuat dugaan tentang topik dari paragraf selanjutnya. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan secara teknis adalah sebagai berikut; “Dari judul dan ilustrasi gambar yang ada dapatkah kau menerka apa topik tulisan ini?” “Coba pikirkan dari apa yang sudah kita baca dan diskusikan kira-kira apa yang akan terjadi nanti?”
    5. Bertanya
    6. Strategi bertanya ini digunakan untuk memonitor dan mengevalusi sejauhmana pemahaman pembaca terhadap bahan bacaan. Pembaca dalam hal ini siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sendiri, teknik ini seperti sebuah proses metakognitif. Bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan dapat beragam, berikut beberapa contohnya; “Apa yang kau pikirkan ketika kau membaca teks tersebut?” “Pertanyaan apa saja yang dapat kau ajukan setelah kau membaca teks tersebut?” “Topik apa yang membuatmu tertarik untuk membaca teks ini?”
    7. Membuat Rangkuman
    8. Dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan hal-hal yang tidak penting. Menentukan intisari dari teks bacaan tersebut. beberapa pertanyaanpertanyaan umum yang dapat diajukan antara lain; “Apa yang penulis ingin sampaikan melalui teks tersebut?” “Apa informasi paling penting dari bacaan ini?” “Dapatkah saya menggunakan bahasa saya sendiri untuk mengutarakan kembali isi dari tulisan ini?”
Dari uraian tersebut saya menyimpulkan bahwa pembelajaran terbalik cukup efektif dalam mengakomodasi siswa sehingga mampu belajar mandiri. Dan tentunya jika pelaksanaannya tepat maka hasil yang dicapaipun dapat optimal.

Untuk kelebihan maupun kekurangan model reciprocal teaching akan saya bahas pada artikel selanjutnya.

Bagaimana, Tertarik mencoba model pembelajaran tersebut?
Harus donk, demi perkembangan dan kemajuan siswa-siswi kita.
Wassalamu'alaikum..
 
Daftar Pustaka : 
  • Purwanto, Ngalim. 1995. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Zaelan, Ain. 2005. Pengembangan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching untuk meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Fisika di SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....