English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, March 17, 2012

Paper Tentang Realistic Mathematics Education (RME)

Assalamu'alaikum... 

Hans Freudental
Mayasa©. Paper tentang Realistic Mathematics Education ini merupakan salah satu tugas kuliah di semester 5. Sebagai mahasiswa progdi PGSD kami memang dituntut untuk mempelajari semua mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar termasuk Matematika. Mungkin anda semua telah sering mendengar istilah RME atau dalam Bahasa Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Matematika Rrealistik.
Dulu saya salah memahami bahwa RME sama dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL). Namun ternyata ada perbedaan yang mendasar antara RME dengan CTL.
Nah sekarang mari kita simak rangkuman mengenai RME berikut ini.
A. Pengertian RME 
RME atau pendekatan Realistik adalah pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah sehari- hari sebagai sumber inspirasi dalam pembentukan konsep dan mengaplikasikan konsep-konsep tersebut atau bisa dikatakan suatu pembelajaran matematika yang berdasarkan pada hal- hal nyata atau real bagi siswa dan mengacu pada konstruktivis sosial.

B. Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik
Tujuan Pembelajaran Matematika Realistik sebagai berikut:
  1. Menjadikan matematika lebih menarik,relevan dan bermakna,tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak.
  2. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.
  3. Menekankan belajar matematika “learning by doing”.
  4. Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika tanpa menggunakan penyelesaian yang baku.
  5. Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika. (kuiper&kouver,1993)

C. Prinsip- prisip RME 
Terdapat 5 prinsip utama dalam pembelajaran matematika realistik, yaitu:
  1. Didominasi oleh masalah- masalah dalam konteks, melayani dua hal yaitu sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika.
  2. Perhatian diberikan pada pengembangan model ”situasi skema dan simbol”.
  3. Sumbangan dari para siswa, sehingga siswa dapat membuat pembelajaran menjadi konstruktif dan produktif.
  4. Interaktif sebagai karakteristik diproses pembelajaran matematika.
  5. Intertwinning(membuat jalinan) antar topik atau antar pokok bahasan.

D. Karakteristik RME 
Menurut Grafemeijer (dalam fitri, 2007: 13) ada 5 karakteristik pembelajaran matematika realistik, yaitu sebagai berikut:
  1. Menggunakan masalah kontekstual
  2. Masalah konsektual berfungsi sebagai aplikasi dan sebagai titik tolak dari mana matematika yang digunakan dapat muncul. Bagaimana masalah matematika itu muncul (yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari).
  3. Menggunakan model atau jembatan
  4. Perhatian diarahkan kepada pengembangan model, skema, dan simbolisasi dari pada hanya mentrasfer rumus. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih faham dan mengerti tentang pembelajaran aritmatika sosial.
  5. Menggunakan kontribusi siswa
  6. Kontribusi yang besar pada saat proses belajar mengajar diharapkan dari konstruksi murid sendiri yang mengarahkan mereka dari metode informal ke arah metode yang lebih formal. Dalam kehidupan sehari- hari diharapkan siswa dapat membedakan pengunaan aritmatika sosial terutama pada jual beli. Contohnya: harga baju yang didiskon dengan harga baju yang tidak didiskon.
  7. Interaktivitas
  8. Negosiasi secara eksplisit, intervensi, dan evaluasi sesama murid dan guru adalah faktor penting dalam proses belajar secara konstruktif dimana strategi informal siswa digunakan sebagai jembatan untuk menncapai strategi formal. Secara berkelompok siswa diminta untuk membuat pertanyaan kemudian diminta mempresentasikan didepan kelas sedangkan kelompok yang lain menanggapinya. Disini guru bertindak sebagai fasilitator.
  9. Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya(bersifat holistik)
  10. Aritmatika sosial tidak hanya terdapat pada pembelajaran matematika saja, tetapi juga terdapat pada pembelajaran yang lainnya, misalnya pada akutansi, ekonomi, dan kehidupan sehari- hari.

E. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika Realistik 
Berdasarkan prinsip dan karakteristik PMR serta dengan memperhatikan pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah disusun suatu langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan PMR yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
  1. Langkah 1: Memahami masalah kontekstual
  2. Yaitu guru memberikan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa dan meminta siswa untuk memahami masalah tersebut,serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan masalah yang belum di pahami. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah karakteristik pertama yaitu menggunakan masalah kontekstual sebagai titik tolak dalam pembelajaran, dan karakteristik keempat yaitu interaksi
  3. Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual
  4. Jika dalam memahami masalah siswa mengalami kesulitan, maka guru menjelaskan situasi dan kondisi dari soal dengan cara memberikan petunjuk-petunjuk atau berupa saran seperlunya, terbatas pada bagian-bagian tertentu dari permasalahan yang belum dipahami
  5. Langkah 3 : Menyelesaikan masalah
  6. Siswa mendeskripsikan masalah kontekstual, melakukan interpretasi aspek matematika yang ada pada masalah yang dimaksud, dan memikirkan strategi pemecahan masalah. Selanjutnya siswa bekerja menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya, sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian siswa yang satu dengan yang lainnya. Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas, sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian masalah- masalah tersebut. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini yaitu karakteristik kedua menggunakan model
  7. Langkah 4 : Membandingkan jawaban
  8. Guru meminta siswa membentuk kelompok secara berpasangan dengan teman sebangkunya, bekerja sama mendiskusikan penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara individu (negosiasi, membandingkan, dan berdiskusi). Guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberi bantuan jika dibutuhkan. Dipilih kelompok berpasangan, dengan pertimbangan efisiensi waktu. Karena di sekolah tempat pelaksanaan ujicoba, menggunakan bangku panjang. Sehingga kelompok dengan jumlah anggota yang lebih banyak, membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembentukannya. Sedangkan kelompok berpasangan tidak membutuhkan waktu, karena siswa telah duduk dalam tatanan kelompok berpasangan. Setelah diskusi berpasangan dilakukan, guru menunjuk wakil-wakil kelompok untuk menuliskan masing-masing ide penyelesaian dan alasan dari jawabannya, kemudian guru sebagai fasilitator dan modarator mengarahkan siswa berdiskusi, membimbing siswa mengambil kesimpulan sampai pada rumusan konsep/prinsip berdasarkan matematika formal (idealisasi, abstraksi). Karakteristik PMR yang muncul yaitu interaksi
  9. Langkah 5: Menyimpulkan
  10. Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan suatu rumusan konsep/prinsip dari topik yang dipelajari. Karakteristik PMR yang muncul pada langkah ini adalah adanya interaksi antar siswa dengan guru.

F. Kelebihan dan kelemehan pembelajaran metematika realistik 
Beberapa keunggulan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
  1. Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak.
  2. Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.
  3. Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan.
  4. Guru ditantang untuk mempelajari bahan.
  5. Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.
  6. Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.
Adapun kelemahan dari pembelajaran metematika realistik antara lain:
  1. Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).
  2. Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.
  3. Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.
Itulah sedikit rangkuman mengenai Reaklsitic Mathematics Education yang saya share kali ini. Lain kali akan saya lebih rinci lagi mengenai RME berdasarkan skripsi yang dibuat oleh Mas Agung Riyadi.
Semoga bermanfaat...

Wassalamu'alaikum....

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....