Asssalamu'alaikum . . . .
Mayasa©. Mungkin anda heran dan merasa tidak setuju dengan judul diatas. Namun saya menulis artikel ini berdasarkan fakta yang saya temui dilapangan, karena kebetulan dalam keseharian saya banyak bergaul dengan guru sehingga sedikit banyak saya mulai mengerti bagaimana profesi guru yang sebenarnya.
Guru yang dulu menjadi pilihan pekerjaan terakhir, sekarang berubah drastis menjadi pilihan pertama.
Teacher |
Terbukti pendaftar di fakulktas keguruan lebih banyak dibandingkan fakultas yang lain. Terutama pada progdi PGSD-nya. Hal itu saya temukan di UMS selama 4 tahun kuliah. Promosi dikit yak, pan alumnus yang baik adalah yang menghormati dan menghargai almamaternya hehe . . .
Saya yakin dalam keseharian, anda melihat bahwa orang-orang sangat menghormati guru dan kebanyakan guru menjadi sesepuh (istilah jawanya) dilingkungan tersebut. Tapi seperti yang saya ungkapkan sebelumnya bahwa banyak yang membenci guru.
Dari pada anda penasaran, langsung saja akan saya uraikan bukti bahwa guru sangat dibenci dan tidak didukung oleh banyak pihak. Bukti-bukti tersebut diantaranya adalah :
- Pihak PemerintahKurang ada perhatian kualitas pendidikan, baik dijenjang dasar, menengah maupun tinggi. Buktinya, ada perbedaan kurikulum dan perlakuan bagi sekolah unggulan dan non unggulan. Memang sah-sah saja jika ada lembaga pendidikan yang ingin meningkatkan kualitasnya, namun bukankah lebih baik jika pendidikan dibuat merata jadi bukan hanya untuk kalangan tertentu, toh nyatanya banyak anak dari keluarga biasa yang dapat berprestasi cemerlang.
- Pihak PertelevisianPerkembangan teknologi yang pesat membuat alat elektronik menjadi sesuatu yang murah. Tidak seperti jaman dahulu dimana televisi merupakan barang mewah dan hanya dimiliki oleh orang kaya. Saat ini Televisi bahkan hp dan komputer seperti kacang goreng yang dijual dimanapun dan bisa dimiliki oleh siapapun. Imbasnya adalah munculnya tayangan yang beraneka ragam dan jam tayang yang luar biasa panjang. Sehingga muncul berbagai tayangan yang secara kualitas sebenarnya kurang cocok untuk ditonton oleh anak-anak. Selain itu, jam tayang yang kurang teratur menyebabkan anak kehilangan waktu belajar. Faktanya adalah jam tayang siaran anak-anak yang dibuat saat jam belajar, dan siaran berbagai sinetron kejar tayang yang kebanyakan memperlihatkan sifat-sifat negatif manusia sehingga sangat rentan ditiru oleh anak-anak.
- BirokrasiPeraturan yang berubah-ubah senantiasa diatasnamakan peningkatan kualitas pendidikan. Memang benar, pendidikan dan standar pendidikan kita harus maju dan berkembang, namun cepatnya perubahan kebijakan menimbulkan kesan bahwa "ganti mentri ganti kebijakan". Disatu sisi perubahan memang harus di ikuti, namun disisi lain perubahan tersebut kurang diimbangi dengan kesiapan sarana prasarana dan dukungan dari pemerintah. Sehingga yang terjadi adalah ketidak maksimalan dalam pelaksanaan kebijakan tersebut.
- Orang tua muridMasih ada orang tua yang tidak kurang memperhatikan perkembangan dan kebutuhan anaknya. Mereka merasa dengan menyekolahkan anaknya maka tanggung jawab mereka sebagai orang tua telah gugur. Dengan berpikir bahwa mendidik dan mengajar adalah tugas guru, maka kegiatan siswa selama diluar sekolah tidak mendapat perhatian serius. Apa yang didapat disekolah tidak diulangi dan diperkuat selama dirumah. Hasilnya adalah anak tidak mampu menerapkan hasil belajarnya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal diatas merupakan fakta yang saya temui dilapangan. Tentu saja tidak semua orang/ pihak bersikap demikian. Namun alangkah memprihatinkan jika masalah/ fakta tersebut dibiarkan begitu saja. Tentu kita tahu setuju bahwa masa depan bangsa ada ditangan pendidikan. Jika pendidikan tidak mendapat dukungan yang menyeluruh, jangan harap pendidikan akan menghasilkan penerus yang kompeten!!!
Wassalamu'alaikum . . . .
0 comments:
Post a Comment
Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....