Mayasa©. Dalam bidang manajemen, masing-masing ahli mempunyai pendapat yang berbeda mengenai definisi strategi. Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPECTIF, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA KEGIATAN, dan strategi sebagai “PENIPUAN” (Ploy) atau muslihat rahasia.
Adapun penjabaran masing-masing definisi tersebut adalah :
- Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas.
- Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing.
- Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan.
- Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.
Strategi dalam pembelajaran |
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan. (http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/).
Istilah strategi sering digunakan dalam beberapa konteks dengan makna yang tidak selalu sama.
Walter Dick and Lou Carey (1985: 162) menyatakan
“An instructional strategy describes the general components of a set instructional materials and the procedures that will be used with those materials to elicit particular learning outcomes from students”.
Yang artinya kurang lebih
Strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari satu set bahan dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa.
Menurut Walter Dick and Lou Carey, ada lima komponen strategi pembelajaran. Kelima tersebut adalah: kegiatan pembelajaran, penyajian informasi, partisipasi mahasiswa, tes, dan tindak lanjut.
Ahmad Rohani (2004: 32) menyatakan: “Dalam konteks pengajaran, strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-siswa dalam manifestasi aktivitas pengajaran”.
Konsep strategi dalam konteks ini dimaksudkan untuk menunjuk pada karakteristik abstrak serangkaian tindakan guru siswa dalam kejadian-kejadian pembelajaran.
Jadi strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai strategi guru, karena guru bertindak sebagai pelaksana strategi pembelajaran tersebut.
Atwi Suparman (2001: 167) memberikan pengertian strategi pembelajaran sebagai berikut:
Strategi intruksional berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan instruksional untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematis, sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh mahasiswa secara efektif dan efisien.
Didalamnya terkandung empat pengertian sebagai berikut: (1) urutan kegiatan intruksional, (2) metode instruksional, (3) media instuksional, (4) waktu yang digunakan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran yang sesuai akan berdampak pada keefektifan proses belajar mengajar, oleh sebab itu harus ada kesesuaian antara kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran dan waktu pembelajaran.
Barbara B. Seels dan Rita C. Richey (1994:34) edisi terjemahan oleh Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Raharjo, dan Yusufhadi Minarso berpendapat bahwa:
“Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran”.
Secara khas, strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. Situasi belajar sering dinyatakan dalam model-model pembelajaran. Model pembelajaran maupun strategi pembelajaran yang diperlukan untuk mengaplikasikannya berbeda-beda tergantung pada situasi belajar seperti belajar induktif, sifat materi dan jenis belajar yang diinginkan serta komponen dari proses pembelajaran seperti motivasi.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran berkaitan erat dengan situasi belajar.
Jadi peran guru sangat erat yang kaitannya dengan penciptaan kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran secara efektif. Dengan sistematika pembelajaran yang terencana secara matang akan menghasilkan pembelajaran yang kondusif. Model pembelajaran harus dibuat sesuai dengan situasi belajar yang terjadi saat itu sehingga akan terbentuk interaksi yang optimal antara guru dan siswa, antara siswa dengan siswa, dan antara siswa dengan media/ lingkungan belajar selama prses pembelajaran.
Adapun pengertian strategi secara makro dan mikro menurut Reigeluth dalam Barbara B. Seels dan Rita Richey (1994: 34-35) edisi terjemahan oleh Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Raharjo, dan Yusufhadi Miarso membedakan antara strategi mikro dan makro:
“Variable strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya ). Hal tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan, dan bentuk sajian lain.
Variabel strategi makro adalah metode dasar mengorganisasikan aspek-aspek pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu seperti mengurutkan, membuat sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan”.
Gagne dan Bringgs dalam Ahmad Rohani (2004: 35-36) mengelompokkan strategi pembelajaran menjadi lima macam : “1) pengaturan guru dan siswa, 2) Struktur Event Pengajaran, 3) Peranan Guru-Siswa dalam Mengolah Pesan, 4) Proses pengolahan pesan, dan 5) Tujuan-tujuan belajar/ pengajaran”.
Raka Joni dalam Ahmad Rohani (2004: 64-65) menyatakan bahwa “apapun strategi pengajaran yang dipergunakan hendaknya diusahakan kadar keterlibatan mental siswa yang setinggi/seoptimal mungkin”.
Dengan demikian maka Siswa diberi kesempatan untuk :
- Menyerap informasi ke dalam struktur kognitif (asimilasi) atau menyesuaikan struktur kognitif dengan informasi baru yang diperoleh (akomodasi) sehingga dapat dicapai kebermaknaan (meaningfulness) yang setinggi-tingginya,
- Menghayati sendiri peristiwa-peristiwa untuk membentuk sikap dan internalisasi nilai-nilai,
- Melakukan sesuatu secara langsung dalam rangka pembentukan ketrampilan yang menjamin percobaan perbuatan langsung dengan pengkajian teoritis secara fungsional.
Manfaat penentuan strategi |
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan strategi pembelajaran harus dipergunakan sesuai dengan kondisi siswa dan melibatkan siswa seoptimal mungkin sehingga siswa dapat menyerap materi pembelajaran secara optimal juga, untuk melibatkan siswa, guru harus sering mengajak siswa melakukan percobaan serta mengajak siswa untuk menemukan sendiri jawabannya.
Ricard I Arends ( 1997: 244) menyatakan :
Strategy instruction rest on the promise that the students success depends, to a large extent, on their proficiency to learn on their own and to monitor their own learning. This makes it imperative that learning and study strategies be explicitly taught to students, starting in the early grades and continuing troughout secondary and higer education.
Yang secara umum dapat diartikan sebagai berikut :
Strategi pembelajaran menyandarkan pada suatu ide dasar bahwa keberhasilan belajar siswa tergantung pada kecakapan mereka untuk belajar sendiri dan memonitor belajarnya sendiri. Strategi pembelajaran sangat penting, oleh karena itu strategi pembelajaran sebaiknya diterapkan sejak ditingkat pendidikan dasar, menengah sampai ke tingkat pendidikan lebih tinggi. Dengan diterapkan strategi pembelajaran dari tingkat pendidikan dasar, siswa akan terbiasa belajar secara sistematis sehingga tumbuhlah pembelajaran pembelajaran lebih efektif.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran ialah suatu strategi yang diciptakan guru dalam suatu proses pembelajaran dengan pendekatan yang menyeluruh dan cara yang sistematis dalam pembelajaran yang meliputi perpaduan antara urutan kegiatan, metode, media, dan waktu yang digunakan dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dalam setiap pembelajaran guru hendaknya berusaha menerapkan strategi pembelajaran yang berbeda sehingga siswa tidak merasa jenuh selama mengikuti proses pembelajaran, selain itu siswa akan merasa tertarik dan tertantang untuk melakukan hal-hal baru dalam belajar.
Wassalamu'alaikum
Daftar Pustaka :
- (http://strategika.wordpress.com/2007/06/24/pengertian-strategi/).
0 comments:
Post a Comment
Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....