English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, July 10, 2012

Kancil dan Buaya

Assalamu'alaikum....
kancil dan buaya, kisah si kancil
Kancil dan Buaya
Mayasa©. Salah satu kegemaran saya saat kecil adalah mendengarkan dongeng. Dongeng tersebut biasanya diceritakan oleh nenek saya, misalnya kisah timun mas, rawa pening, atau fabel seperti cerita sikancil dengan siput, sikancil dengan harimau, atau sikancil dengan buaya.
Dengan mendengar dongeng tersebut akhirnya saya bisa berpikir untuk meniru/ tidak meniru sikap dan perilaku tokoh cerita tersebut, yang ternyata lebih efektif dibanding dengan saya dinasehati oleh orang lain.
Salah satu kisah yang masih saya ingat adalah kisah antara kancil dengan buaya. Dimana kancil yang ingin menyeberang sungai dengan cerdiknya mampu memperdaya sekumpulan buaya yang tinggal disungai tersebut.
Pengen tahu kisah selengkapnya?
Ini dia .....
Suatu hari Si Kancil, binatang yang terkenal cerdik itu, sedang berjalan-jalan di pinggir hutan. Dia hanya ingin mencari udara segar, melihat matahari yang cerah bersinar. Di dalam hutan terlalu gelap, karena pohon-pohon sangat lebat sehingga menghalangi sinar matahari sampai ke lantai hutan. Dia ingin berjemur di bawah terik matahari.
Di situ ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa bahwa ada yang berbunyi di perutnya,..krucuk…krucuk…krucuk. Wah, rupanya perutnya sudah lapar. Dia membayangkan betapa enaknya kalau ada makanan kesukaannya, ketimun. Namun kebun ketimun ada di seberang sungai, bagaimana cara menyeberanginya ya? Dia berfikir sejenak.

Tiba-tiba dia meloncat kegirangan, dan berteriak: “Buaya….buaya…. ayo keluar….. Aku punya makanan untukmu…!!” Begitu teriak si Kancil kepada buaya-buaya yang tinggal di sungai itu.
Sekali lagi Kancil berteriak, “Buaya…buaya… ayo keluar… mau daging segar nggak?”
kancil dan buaya, kisah si kancil
Si Kancil
Tak lama kemudian, seekor buaya muncul dari dalam air, “Huaahhh… siapa yang teriak-teriak siang-siang begini.. mengganggu tidurku saja.”
“Hei Kancil, diam kau.. kalau tidak aku makan kamu nanti.” Kata buaya kedua yang muncul.
“Wah…. bagus kalian mau keluar, mana yang lain?” kata Kancil kemudian. 
“Kalau cuma dua ekor masih sisa banyak nanti makanan ini. Ayo keluar semuaaa…!” Kancil berteriak lagi.

“Ada apa sebenarnya cil, ayo cepat katakan !!!” kata buaya itu dengan geram.
“Begini, maaf kalau aku mengganggu tidurmu, tapi aku akan bagi-bagi daging segar buat buaya-buaya di sungai ini, makanya kalian harus keluar semua."

Mendengar bahwa mereka akan mendapat daging segar, buaya-buaya itu segera memanggil temannya untuk keluar semua. 
“Hei, teman-teman semua, mau makan gratis nggak? Ayo kita keluaaaar….!” teriak pemimpin buaya memberikan komando. 

Tak berapa lama, bermunculanlah sekelompok buaya dari dalam air.
“Nah, sekarang aku harus menghitung dulu ada berapa buaya yang datang, ayo kalian berbaris berjajar hingga ke tepi sungai di sebelah sana," kata Kancil.
“Nanti aku akan menghitung satu persatu.”

Tanpa berpikir panjang, buaya-buaya itu segera mengambil posisi, berbaris berjajar dari tepi sungai satu ke tepi sungai lainnya, sehingga berbentuk seperti jembatan.

“Oke, sekarang aku akan mulai menghitung,” kata Kancil yang segera melompat ke punggung buaya pertama, sambil berteriak, “Satu….. dua….. tiga…..” 
Begitu seterusnya sambil terus meloncat dari punggung buaya satu ke buaya lainnya. Hingga akhirnya dia sampai di seberang sungai. 

Hatinya tertawa, “Mudah sekali ternyata.”
Begitu sampai di seberang sungai, Kancil berkata pada buaya, “Hai buaya bodoh, sebetulnya tidak ada daging segar yang akan aku bagikan. Tidakkah kau lihat bahwa aku tidak membawa sepotong daging pun?” “Sebenarnya aku hanya ingin menyeberang sungai ini, dan aku butuh jembatan untuk lewat. Kalau begitu aku ucapkan terima kasih pada kalian, dan mohon maaf karena sudah mengerjai kalian,” kata Kancil.

“Ha!….huaahh… sialan… Kancil nakal, ternyata kita cuma dibohongi. Awas kamu ya.. kalau ketemu lagi saya makan kamu,” kata buaya-buaya itu dengan geram.
Si Kancil segera berlari menghilang di balik pohon, menuju kebun Pak Tani untuk mencari ketimun.

Bagaimana, cerdik bukan si Kancil itu. Sayang sekali kecerdikan si Kancil digunakan untuk sesuatu yang kurang baik yakni membohongi hewan lain. Jadi kita tidak boleh semena-mena dalam memperlakukan orang lain.

Wassalamu'alaikum...

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....