English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Saturday, March 30, 2013

Wacana (Pengertian dan Prinsipnya)

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dinyatakan secara lisan seperti pidato, ceramah, khotbah, dan dialog, atau secara tertulis seperti cerpen, novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang berdasarkan struktur lahirnya (bentuk) bersifat kohesif, saling terkait, dan berdasarkan struktur batinnya (makna) bersifat koheren, dan terpadu.



Wacana yang padu memiliki aspek gramatikal (bentuk) dan leksikal (makna). Adapun aspek gramatikal terdiri dari:
  1. Pengacuan (referensi)Pengacuan adalah satuan lingual tertentu yang mengacu pada satuan lingual lain (atau suatu acuan) yang mendahului atau mengikutinya.
    1. Pengacuan personaContoh: Namun, sepertinya Bu Ani sulit dihubungi, ia sekarang berada di Jepang.
    2. Pengacuan demonstratifContoh: “Ya di Kota Surabaya sini Kakak mengawali usaha penerbitan”, kata kakak kepada saya.
    3. Pengacuan komparatif (perbandingan)Contoh: Tidak berbeda dengan ibunya, Tuti itu orangnya cantik, cerdas, dan sopan.
  2. Penyulihan (substitusi)
    1. Substitusi nominalContoh: Ria sekarang sudah menjadi dokter. Profesinya itu akan digunakan untuk mengabdi kepada masyarakat.
    2. Substitusi verbalContoh: Desi mempunyai hobi menulis. Dia berkarya sejak di bangku SD.
    3. Substitusi frasalContoh: Saya akan menengok orang tua. Mumpung hari Minggu, senyampang hari libur.
    4. Substitusi klausalContoh:
      A: “Jika masyarakat tidak bisa menerima perubahan yang dialami Ahmad, mungkin hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa mereka itu banyak yang tidak sesukses Ahmad.”
      B: “Tampaknya memang begitu.”
  3. Pelesapan (elipsis)
    Contoh: Aku dan dia sama-sama mahasiswa. ¢ berangkat bersama-sama, ¢ pulang juga bersama-sama.
  4. Perangkaian (konjungsi)
    Contoh: Rudi tetap tidak bisa diterima rekan kerjanya, meskipun dia sudah mengakui kesalahannya.
Sedangkan aspek leksikal dalam wacana meliputi:
  1. RepetisiContoh: Sebagai orang beriman, berdoalah selagi diberi umur panjang, selagi ada kesempatan, dan selagi diberi kesehatan. Berdoa wajib dilakukan oleh manusia. Berdoa selagi kita sehat tentu lebih baik daripada berdoa selagi sakit. Mari berdoa bersama-sama selagi Tuhan mencintai kita.
  2. Sinonimi (padan kata)Contoh: Semalam kota ini dilanda banjir. Akibat musibah itu banyak penduduk yang dievakuasi ke tempat yang aman.
  3. Antonimi (lawan kata)Contoh: Hidup dan mati perusahaan tergantung dari usaha kita.
  4. Kolokasi (sanding kata)Contoh: Guru mengajar dengan inovatif sehingga banyak murid yang senang menerima pelajaran karena banyak media yang digunakan. Kondisi tersebut dapat memajukan sekolah.
  5. Hiponimi (hubungan atas-bawah)Contoh: Binatang melata disebut juga reptil. Mereka yang hidup biasa hidup di dinding adalah cicak. Sedangkan yang hidup di darat dan air ialah katak dan ular. Adapun yang hiup di semak-semak dan rumput adalah kadal. Sementara itu, reptil yang dapat berubah warna sesuai dengan kondisi lingkungan adalah bunglon.
  6. Ekuivalensi (kesepadanan)Contoh: Ari telah dinobatkan sebagai pelajar teladan. Dia tekun sekali belajar. Apa yang telah diajarkan oleh pengajar di sekolah selalu dipahaminya dengan baik. Ari merasa senang dan tertarik pada semua pelajaran.
Uraian diatas merupakan catatan kuliah saya di semester 5. Sedikit bernostalgia dan semoga dapat bermanfaat.

Wassalamu'alaikum....

0 comments:

Post a Comment

Thank you for visiting this blog ...
Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
Thank you very much....