English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Tuesday, June 11, 2013

Problem Based Learning (PBL)

Assalamu'alaikum . . .
Mayasa©. Tahun ajaran 2012/ 2013 segera berakhir. Waktu liburan merupakan waktu yang tepat untuk mengupdate pengetahuan kita akan berbagai metode pembelajaran sehingga pada tahun ajaran yang akan datang kita dapat mendidik putra-putri kita dengan lebih baik.
Discussion/ pict : kmu.edu.tw

Dulu saya pernah mempost artikel mengenai model Problem Based Learning based Internet, kali ini akan saya sambung uraian tersebut namun dengan sudut pandang yang berbeda.

Dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak jenuh belajar. Salah satunya model PBL yang dapat merangsang kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Hal ini juga diungkapkan oleh Arnyana (2006:14) ”PBL merupakan salah satu model yang dapat digunakan meningkatkan hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
PBL merupakan salah satu model pembelajaran yang menyajikan masalah sebagai rangsangan (stimulus) untuk belajar. 
Penyajian situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri/ penemuan. Selain itu menurut Sanjaya (2006:214) PBL diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses permasalahan yang dihadapi secara ilmiah.

Menurut Bound dan Feletti (dalam Artawan, 2006) Model pembelajaran PBL adalah suatu model belajar yang menghadapkan siswa dengan masalah-masalah nyata yang memberi rangsangan untuk belajar. Dalam hal ini siswa diberikan masalah yang struktur sebelum mereka diberikan materi pelajaran agar siswa mampu menemukan sendiri konsep dalam pembelajaran.

Menurut Santyasa dan Sukadi (2009) tahap-tahap pembelajaran IPA Menggunakan Model Problem Based Learning yaitu :
  1. Menemukan masalahPada tahap ini pembelajaran mengungkapan masalah yang berhubungan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang diungkapkan oleh pebelajar nantinya ada peluang untuk melakukan penyelidikan, sehingga hasilnya akan berdampak pada : dengan ditemukannya masalah, berarti kreatifitas belajar akan meningkat, memotivasi pebelajar agar belajar menjadi menyenangkan, mendorong pembelajar memahami dan memperoleh hubungan-hubungan masalah dengan disiplin ilmu tertentu, informasi yang masuk ke dalam memori jangka panjang lebih diperkuat dengan menggunakan masalah yang berstruktur, (Santyasa dan Sukadi 2009).
  2. Mendefinisikan masalah
    Dalam mendefinisikan masalah pebelajar diharapkan menggunakan kalimat sendiri yang logis. Sebagai informasi awal diharapkan melibatkan kecerdasan intra-personal yang dimiliki dalam memahami dan mendefinisikan masalah.
  3. Mengumpulkan fakta-faktaPada tahap ini pebelajar mengingat kembali fakta yang sudah diperoleh sebagai pengetahuan untuk mengumpulkan fakta-fakta. Pebelajar menggunakan kecerdasan majemuk yang dimiliki untuk mencari informasi yang berhubungan dengan permasalahan.
  4. Menyusun dugaan sementara
    Tahap ini pebelajar dapat merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
  5. Menyelidiki
    Proses penyelidikan yang dilakukan pebelajar harus berkaitan dengan permasalahan. Dalam hal ini guru membuat struktur belajar yang memungkinkan pelajar dapat menggunakan berbagai cara untuk mengetahui dan memahami dunia mereka.
  6. Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
    Pada tahap ini pebelajar menyempurnakan kembali rumusan masalah dengan cara merefleksikan melalui gambaran nyata yang mereka pahami. Penyempurnaan ulang dilakukan agar penyelidikan terfokus pada permaslahan.
  7. Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif
    Pada tahap ini pebejar berkolaborasi mendiskusikan data dan informasi yang relevan dengan permasalahan dari berbagai sudut pandang.
  8. Menguji Solusi Menguji solusi permasalahan harus sesuai dengan permasalahan aktual melalui diskusi secara komprehensip antar anggota kelompok agar memperoleh hasil pemecahan terbaik.
Penerapan model PBL dalam kegiatan pembelajaran bukan merupakan transfer pengetahuan, tetapi siswa mengalami dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan melalui masalah yang dihadapi. Hal ini menjadikan siswa belajar lebih bermakna, sehingga siswa mampu untuk berfikir kritis dan memecahkan masalah yang dihadapi masing-masing kelompoknya.

Untuk sintaks PBL Insya Alloh akan saya tayangkan pada artikel selanjutnya.
Semoga bermanfaat, wassalamu'alaikum . . .

Daftar Pustaka :
  1. Arnyana, Ida Bagus Putu.2006 Perencanaan dan Desai Model-model pembelajaran. Singaraja. Jurusan Pendidikan Biologi. FPMIPA UNDIKSHA.
  2. Santyasa I Wayan dan Sukadi. 2009. “ Model-model Pembelajaran Inovatif” Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Latihan Peofesi Guru (PLPG): UNDIKSHA. Singaraja 7-17 September 2009.

    1 comment:

    1. Permisi, numpang Promo Gan, Sis,,Kami dari Koperasi Jasa Cikutra Sinergi sebagai CA PPOB BTN dengan
      Aplikasinya griyabayar.com , mengajak anda untuk bergabung bersama kami untuk menjadi Mitra Loket PPOB,,
      Komisi bisa sampai 2.200 / Trx,, tunggu apalagi, kami juga menerima mitra yang ingin melakukan migrasi
      atau pindah menjadi Sub CA kami, dimana kami tawarkan pembagian Fee yang sangat menarik,, informasi lebih
      lanjut silakan buka web kami di http://www.loketppob.co.id

      ReplyDelete

    Thank you for visiting this blog ...
    Please leave at least a comment to improve the quality of this blog.
    Thank you very much....