This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sunday, November 04, 2012

Modifikasi Jupiter Z1

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Kemunculan yamaha Jupiter Z1 beberapa waktu lalu cukup menghebohkan khalayak. Melanjutkan desain sporty yang beberapa tahun ini menjadi senjata pabrikan berlogo garputala tersebut untuk merebut pangsa pasar.

Namun desain yang sangat sporty tersebut ternyata masih belum dirasa memuaskan bagi beberapa pihak, nah demi mendapat desain yang sesuai keinginan maka para rider itupun berusaha memodifikasi Jupiter Z1 tersebut yang nota bene masih berumur jagung alias masih fresh from the oven.

Akhirnya saya menemukan hasil modifikasi motor tersebut sehingga aura sporty-nya semakin keluar. Seperti yang dilansir motorplus, maka kali ini akan saya tampilkan penampakan Jupiter Z1 yang telah dimodifikasi tersebut.

So, let's check it out bro...











Yang biru memang lebih frontal dan ekstrem dalam modifikasinya, namun yang putih juga tidak kalah keren untuk dicoba.

Sayang kelengkapan seperti spion dan lampu tidak terpasang semua, sehingga sepertinya tidak layak dikendarai dijalan raya kalau tidak ingin berurusan dengan mr. polis...

Rasanya harus nabung dulu neh, buat nge-modif tunggangan hehe....

Wassalamu'alaikum....

Pict : Motorplus-online dan tmcblog...

Saturday, November 03, 2012

Metode Pemecahan Masalah Sistematis (Systematic Approach to Problem Solving)

Assalamu'alaikum...
Mayasa©. Metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan oleh guru merupakan penentu dalam proses belajar mengajar. Apabila metode yang digunakan tersebut sesuai dengan materi yang akan diajarkan, maka pembelajaran akan menjadi menarik dan dapat memotivasi siswa untuk membangkitkan minat terhadap pelajaran tersebut. Namun sebaliknya, apabila suatu metode yang digunakan tersebut kurang sesuai dengan materi yang diajarkan, maka proses belajar mengajar tidak akan menarik dan membuat siswa bosan sehingga minat terhadap pelajaran tersebut menjadi rendah.
systematic problem solving, pemecaan masalah, bimbingan guru
Bimbingan Guru dalam kelas
Salah satu langkah dalam mengatasi kesulitan siswa adalah melalui penerapan metode pemecahan masalah sistematis. Melalui metode ini siswa akan dilatih untuk memecahkan masalah-masalah matematika yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari secara sistematis yaitu melalui beberapa tahap pemecahan masalah. Dengan metode tersebut, siswa diajarkan untuk memecahkan masalahnya secara mandiri dengan bimbingan dari guru. Siswa juga dapat berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya. Dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa dibiasakan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

a. Pengertian Pemecahan Masalah Sistematis
Pemecahan masalah sistematis (Systematic Approach to Problem Solving) adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah sistematis terdiri atas empat tahap berikut :
  1. Memahami masalahnya
  2. Membuat rencana penyelesaian
  3. Melaksanakan rencana penyelesaian
  4. Memeriksa kembali, mengecek kembali
Penggunaan pemecahan masalah sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah dilengkapi dengan Key Relation Chart (KR Chart), yaitu lembaran yang berisi catatan tentang persamaan, rumus, dan hukum dari materi yang dipelajari. KR Chart digunakan untuk memudahkan mengingat dan memunculkan kembali hubungan yang diperlukan untuk menyelesaikan latihan soal yang sedang dihadapi.

b. Tahapan Pemecahan Masalah Sistematis
Secara umum pemecahan masalah sistematis terdiri dari empat fase utama, yaitu analisis soal, perencanaan proses penyelesaian soal, operasi perhitungan, dan pengecekan jawaban serta interpretasi hasil. Secara garis besar pemecahan masalah sistematis dapat dilihat pada gambar berikut :
Systematic Problem Solving, Problem Solving
Systematic Problem Solving
Secara operasional tahap-tahap pemecahan masalah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Analisis Soal
    1. Tujuan :
      Memperoleh gambaran yang menyeluruh tentang data yang diketahui dan besaran yang tidak diketahui (ditanyakan).
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa secara bertahap untuk melakukan analisis soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Membaca seluruh soal yang diberikan secara seksama.
      • Mentransformasi soal ke bentuk skema yang menggambarkan situasi soal.
      • Menulis besaran yang ditanyakan.
      • Memperkirakan jawaban (tanda, besaran, dan dimensi).
  2. Transformasi Soal
    1. Tujuan :
      Mengubah soal ke bentuk standar.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan transformasi soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mengecek apakah soalnya sudah berbentuk standar? Jika ya lanjutkan ke fase 3, jika tidak ikuti langkah selanjutnya.
      • Menulis rumus/ hubungan antar besaran yang akan digunakan.
      • Mengubah soal ke bentuk standar.
  3. Operasi Perhitungan
    1. Tujuan :
      Memperoleh jawaban soal.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan operasi hitungan.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mensubstitusikan data yang diketahui ke dalam bentuk standar yang telah diperoleh, kemudian melakukan perhitungan.
      • Mengecek apakah tanda dan satuan sudah sesuai.
  4. Pengecekan dan Interpretasi
    1. Tujuan :
      Mengecek apakah soal sudah diselesaikan dengan benar dan lengkap.
    2. Kegiatan Guru :
      Membimbing siswa melakukan pengecekan terhadap hasil penyelesaian soal.
    3. Kegiatan Siswa :
      • Mengecek jawaban dengan cara membandingkan dengan perkiraan jawaban yang dibuat pada fase 1.
      • Mengecek apakah jawaban sudah sesuai dengan yang ditanyakan.
      • Menelusuri kesalahan-kesalahan apa yang telah dilakukan. 
Itulah sedikit uraian tentang metode pemecaan masalah sistematis. Selanjutnya akan kita bahas mengenai tehnik yang efektif untuk memecahkan masalah secara bertingkat pada postingan yang lain.
Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa dalam memecakan masalah kita perlu menentukan strategi dan langkah yang sistematis sehingga permasalahan menjadi mudah untuk diuraikan dan dipecahkan.

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaikum...

Sumber :
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara

    Friday, November 02, 2012

    Teori–Teori Psikologi tentang Pembelajaran

    teori belajar, teori psikologi belajar
    Teori Psikologi Belajar
    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Beberapa aliran – aliran psikologi sangat dominan mempergaruhi proses pembelajaran, seperti Teori behaviorisme, humanistivisme, konstruktivisme.

    1. Teori Belajar Behaviorisme
    Behaviorisme salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan , bakat, minat dan perasaan individu dalam belajar. Teori ini menekankan pada tingkah laku manusia. Teori kaum behaviorisme lebih dikenal dengan nama teori belajar,karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar.
    Tokoh tokoh besar pada aliran behaviorisme, yaitu :
    1. Thorndike (1874-1949) menyatakan bahwa belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon. Hasil temuan penelitian Thorndike dikenal dengan Trial dan Error, yaitu adanya aktivitas, ada respon, terhadap berbagai situasi, ada eliminasi terhadap respon yang salah, adanya kemajuan reaksi-reaksi mencapai tujuan. Hukum belajar yaitu low of effect, artinya bahwa jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – respons akan semakin kuat.sebaliknya , semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara stimulus-respon.
    2. Skinner (1904-1990) melakukan eksperimen terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum belajar, diantaranya :
      1. Law of operant conditing yaitu jika timbulnya perilaku diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan meningkat.
      2. Law of operant extinction yaitu jika timbul perilaku operant telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan musnah. Yang dimaksud dengan operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan.
    3. Ivan Petrovich Pavlop (1849-1936) mengemukakan bahwa dengan menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus alami dengan stimuus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar.
    2. Teori Belajar Humanistik
    Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikonalistik Freud.
    Tokoh – tokoh teori ini :
    1. Abraham Maslow
      Mengemukakan bahwa individu berprilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Menurut Maslow , manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya, yaitu :
      1. Kebutuhan fisiologis/dasar
      2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
      3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
      4. Kebutuhan untuk di hargai
      5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
    2. Arthur Combs
      Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan dengan mereka.
      Combs memberikan lukisan persepsi diri dan dunia seseorang seperti dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil (1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkaran besar (2) adalah persepsi dunia.
    3. Carl Rogers
      Merupakan seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist)
      Dalam proses pembelajaran ,penting bagi guru untuk memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu :
      1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak artinya.
      2. Siswa akan memperlajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
      3. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
      4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
    3. Teori Belajar Konstruktivisme
    Merupakan teori perkembangan mental Piaget. Teori ini menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.
    1. Piaget menyatakan perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu : 1. Sensory motor; 2. Pre operasional; 3. Concrete oprational dan 4. Formal operational.
    2. Lev Vygotsky mengembangkan konsep Zone of Proximal Development. Peserta didik memiliki dua tingkat perkembangan yang berbeda ; tingkat pertama adalah perkembangan aktual dan perkembangan potensial. Tingkat perkembangan aktual adalah menentukan fungsi intelektual individu saat ini dan kemampuannya untuk memperlajari sendiri hal tertentu, sedangkan tingkat kedua perkembangan potensial yaitu tingkat yang dicapai oleh individu karena bantuan orang lain ,seperti guru, orang tua dan teman yang lebih maju.
    Teori-teori tersebut membimbing kita dalam menyelami aspek psikologis siswa sehingga kita mampu memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mereka dapat meraih prestasi yang terbaik.

    Terima kasih. Wassalamu'alaikum...

    Thursday, November 01, 2012

    Strategi Genius Learning

    Assalamu'alaikum...
    Mayasa©. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, bahwa artikel pada blog ini yang berkaitan dengan strategi pembelajaran berasal dari berbagai sumber. Ada yang berasal dari catatan dan materi kuliah, dari makalah atau tugas selama kuliah maupun kajian teori dari skripsi yang disusun oleh teman-teman saya. Khusus untuk artikel yang bersumber dari kajian teori, mohon maaf sebab sebagian tidak saya cantumkan penyusunnya. Selain itu, perlu anda ketahui bahwa kajian teori tersebut tidak serta merta saya copas, namun tetap melewati proses editing.

    Kali inipun saya akan kembali mengulas sebuah strategi pembelajaran. Strategi ini digunakan oleh mbak Apriliana Triastuti dalam menyusun skripsinya. So, terima kasih banyak mbak April, dan semoga bermanfaat.

    Genius Learning adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu rangkaian pendekatan praktis dalam upaya meningkatkan hasil proses pembelajaran. Upaya peningkatan ini dicapai dengan menggunakan pengetahuan yang berasal dari berbagai disiplin ilmu seperti pengetahuan tentang cara kerja otak, cara kerja memori, motivasi, konsep diri, kepribadian, emosi, perasaan, pikiran, metagoknisi, gaya belajar, multiple intelligence atau kerdasan jamak, teknik memori, teknik membaca, teknik mencatat, dan teknik belajar lainya.
    genius learning, strategi genius learning
    How to learn fast and fun

    Dasar genius learning adalah metode accelerated learning atau cara belajar cepat. Di luar negeri metode ini dikenal dengan beragam nama, seperti accelerated Learning, quantum learning, quantum teaching, super learning, efficient and effective learning. Strategi genius learning disusun berdasarkan hasil riset mutahir mengenai berbagai disiplin ilmu, terutama cara kerja otak dan memori yang menekankan satu prinsip utama dalam proses pembelajarannya.

    Langkah- langkah strategi genius learning dalam belajar dengan benar, efesien dan efektif atau sering disebut lingkaran sukses genius learning dalam belajar dengan benar, efisien dan efektif yaitu:

    1) Suasana Kondusif
    Inti dari strategi genius learning adalah strategi pembelajaran yang membangun dan mengembangkan lingkungan pembelajaran yang positif dan kondusif. Proses ini guru bertanggung jawab untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif sebagai persiapan untuk masuk ke dalam proses pembelajaran yang sebenarnya. Kondisi yang kondusif ini merupakan syarat mutlak demi tercapainya hasil yang maksimal.

    2) Hubungkan
    Pada tahap ini yaitu menghubungkan antara apa yang akan dipelajari dengan apa yang telah diketahui oleh siswa dan apa yang akan dapat dimanfaatkan oleh siswa dari informasi yang akan dipelajarinya. Memulai setiap proses pembelajaran dengan memastikan bahwa apa yang akan diajarkan pada siswa saat ini selalu dapat dihubungkan dengan apa yang telah diketahui oleh siswa, baik itu melalui pengalaman siswa maupun melalui proses pembelajaran yang telah berlangsung sebelumnya, dan hubungkan dengan apa yang akan dialami siswa pada masa yang akan datang. Semakin personal hubungan yang bisa di ciptakan, hasilnya akan semakin baik.

    3) Gambaran Besar
    Untuk lebih membantu penyiapan pemikiran siswa dalam menyerap materi yang diajarkan, sebelum proses pembelajaran dimulai, guru harus memberikan gambaran besar (big picture) dari keseluruhan materi yaitu memberikan ringkasan dari apa yang akan dipelajari. Menjelaskan bagaimana cara guru akan mengajarkan materi pelajaran dan memberikan kata-kata kuncinya. Tulis atau buat gambaran besar di papan tulis, dari materi pelajaran yang akan kita sampaikan. Kita gunakan gambar atau poster, flowchart atau mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka yang membutuhkan jawaban yang merangsang pemikiran yang mendalam.

    4) Tetapkan Tujuan
    Pada tahap inilah proses pembelajaran baru dmulai, hasil yang akan dicapai pada akhir sesi harus dijelaskan dan dinyatakan oleh siswa. Kita tulis hasil yang akan dicapai itu dengan huruf besar dan jelas pada papan tulis sehingga siswa dapat tujuan dari proses pembelajaran yang akan segera mereka mulai. Kita ajarkan kepada siswa cara untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan, dengan menggunakan bahasa siswa itu sendiri.

    5) Pemasukan Informasi
    Pada tahap ini, informasi yang akan diajarkan harus disampaikan dengan melibatkan berbagai gaya belajar dan menggunakan strategi yang berbeda sesuai dengan situasinya. Dalam proses pemasukan informasi, guru harus memperhatikan pemilihan kata dan penggunaan kalimat yang tepat dan tidak asal bicara. Selain memperhatikan cara penyampaian yang multi sensorik, guru harus bisa memutuskan, pada level mana dari perkembangan kognitif dan taksonomi bloom, siswa akan diajak berpikir. Apakah hanya pada level pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis ataukah pada level evaluasi?

    6) Aktivasi
    Proses aktivasi merupakan proses yang membawa siswa kepada satu tingkat pemahaman yang lebih dalam terhadap materi yang diajarkan. Dalam model genius learning, pada proses ini menggunakan teori multiple intelligence dari Howrd Gardner untuk mengakses berbagai kecerdasan yang ada pada dalam diri siswa. Pada tahap ini siswa menemukan arti yang sesungguhnya dari apa yang mereka pelajari. Proses ini lebih bersifat internal. Siswa mengintegrasikan apa yang mereka pelajari dan menemukan makna yang sesungguhnya dari apa yang mereka pelajari.

    7) Demonstrasi
    Tahap ini sebenarnya sama dengan proses guru menguji pemahaman siswa dengan memberikan ujian. Hanya bedanya, dalam lingkaran sukses genius learning, guru langsung menguji pemahaman siswa pada saat itu juga. Ini bertujuan untuk benar-benar mengetahui sampai di mana pemahaman siswa dan sekaligus merupakan saat yang tepat untuk memberikan umpan balik. Demonstrasi meliputi praktek langsung, membuat tes dan mengerti jawabannya, mengajar, mengerti aplikasi pengetahuan ini dalam kehidupan sehari-hari. Berikan umpan balik yang bersifat segera, mendidik serta membangun dan dorong siswa untuk melakukan pemikiran lebih lanjut atas proses yang digunakan dalam pembelajaran.

    8) Ulangi dan Jangkarkan
    Lakukan pengulangan dan penjangkaran pada akhir setiap sesi dan sekaligus membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari. Ini bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat dan efektifitas dari proses pembelajaran. Lakukan self tes atau tes yang dilakukan siswa sendiri terhadap pemahamannya. Bisa juga digunakan dengan cara berpasangan dengan rekan siswa lainnya. Intinya adalah ciptakan suasana yang menyenangkan dan bebas dari stress saat anda melakukan tes.

    Yups itulah sedikit uraian tentang Genius learning. Jujur saya belum pernah mencobanya, namun sepertinya strategi ini cukup menarik untuk diterapkan. Sebab dijaman seperti saat ini sangat penting untuk menyiapkan siswa selalu move on terhadap perkembangan jaman. Jadi cocok juga strategi ini diterapkan dalam rangkan menyiapkan siswa yang peka terhadap perubahan, dan mampu berpikir serta bereaksi cepat terhadap perubahan.

    Wassalamu'alaikum....